Jakarta – Lembaga Administrasi Negara (LAN) senantiasa melakukan penyelarasan kurikulum serta bahan ajar khususnya pada pelatihan kepemimpinan Nasional yang disesuaikan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan program prioritas Presiden Joko Widodo yaitu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mandiri dan unggul. Hal ini diungkapkan Kepala LAN Dr. Adi Suryanto, M.Si saat memberikan sambutan pada Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LII di Auditorium Prof Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN, Jakarta, Jum’at (1/7)
Ia mengungkapkan, UU ASN memberikan mandat kepada LAN dalam upaya pengembangan kompetensi (bangkom) aparatur yang profesional, oleh karenanya LAN harus mampu me-reform model pelatihan kepemimpinan baik secara kurikulum, sistem pelatihan, proses penyelenggaraannya. Melalui perubahan tersebut akan terbentuk sosok pimpinan tinggi ASN yang inovatif, kolaboratif dan kompetitif dalam tataran nasional dan global.
“Pengembangan kompetensi ini merupakan pekerjaan rumah kita bersama, meskipun UU ASN telah mengamanatkan hak pengembangan kompetensi aparatur sebanyak 20 jam pelajaran (JP), namun training rate kita masih relatif rendah, masih banyak ASN yang belum diberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dengan berbagai permasalahan seperti komitmen pimpinan serta keterbatasan anggaran, jelasnya.
Lebih lanjut Adi Suryanto menjelaskan, permasalahan lainnya adalah ASN dianggap sebagai faktor produksi sehingga setiap penambahan anggaran dalam pengembangan kompetensi dianggap sebagai pemborosan semata, maka perlu adanya perubahan mindset bahwa pegawai ASN adalah human capital.
“Menyikapi hal ini maka perlu dilakukan terobosan strategi dalam meningkatkan kompetensi ASN secara lebih cepat, pengalaman pandemi Covid-19 ini menjadi sebuah momentum emas dalam melakukan redesign strategi pengembangan kompetensi ASN. LAN telah menyiapkan sederet langkah strategis untuk mewujudkan smart ASN, salah satunya mengubah pola-pola pengembangan kompetensi yang bersifat klasikal menjadi pola-pola yang inovatif seperti melalui blended learning, distance learning, dan e-learning,” ungkapnya.
Sejalan dengan hal ini Sekretaris Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Rini Widyantini, SH., MPM mengingatkan 5 (lima) hal yang wajib dilakukan seorang pemimpin antara lain, mendukung dan melaksanakan kebijakan presiden, melakukan transformasi sdm aparatur, membangun kolaborasi degan berbagai pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam mewujudkan target prioritas pembangunan nasional, melakukan transformasi pemerintahan berbasis digital dengan mengoptimalkan perangkat teknologi informasi, dan terakhir, pemimpin harus mampu menyiapkan suksesor yang akan meneruskan kepemimpinan di masa yang akan datang.
Rini berharap dengan proses pembelajaran yang telah dilalui peserta dapat mengoptimalkan kinerja, memberikan terobosan dan inovasi guna peningkatan pelayanan public dan mampu berkolaborasi serta bersinergi dalam mewujudkan birokrasi yang berkelas dunia (world class Bureaucracy).
Sementara itu, Deputi bidang Pengembangan Kompetensi Aparatur, Dr. Basseng, M.Ed dalam kesempatan itu melaporkan 5 (lima) peserta terbaik PKN Tingkat I angkatan LII, yaitu:
Nandang Haris, S.IP., M.P.P. – Kementerian Sekretariat Negara
Dr. Ir. Dyah Wahyu Ermawati, M.A. – Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
R. Roro Vera Yuwantari Susilastuti, S.IP., M.Si. – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Dr. Eng. Imam Machdi, M.T. – Badan Pusat Statistik