Jakarta – Di tengah kondisi global yang selalu berubah dan kompleks, isu-isu seperti Slow-balisation, climate change, demographic challenges, disruptive innovation dan pandemi Covid-19 menuntut seluruh negara di dunia untuk senantiasa gesit dan adaptif merespon isu-isu tersebut, tidak terkecuali Indonesia. Dengan kondisi yang terus berubah dan adanya berbagai tantangan tersebut, maka pola pikir dan etos kerja juga harus berubah. Segala sesuatu harus bergerak cepat merespon berbagai perubahan. Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr. Basseng M.Ed, dalam sambutannya saat membuka Penyetaraan Alumni Pelatihan Reform Leader Academy (RLA) dengan PKN Tingkat II Tahun 2022 secara daring, Senin (6/6).
“Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan dunia saat ini adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur, baik dalam hal meningkatkan skill, kemampuan, pengetahuan, dan yang lainnya,” tambahnya.
Basseng juga menekankan bahwa birokrasi pemerintahan harus senantiasa gesit dan terus melakukan pembelajaran berkelanjutan. Menurut World Economic Forum 2022, selain Covid-19, yang termasuk dalam resiko global tahun 2022 antara lain adalah krisis iklim, meningkatnya perpecahan sosial dan risiko siber, serta pemulihan global yang timpang di tengah situasi pandemi yang terus berlanjut.
“Oleh karena itu, untuk mewujudkan pemerintahan yang agile, birokrasi pemerintahan harus terus melakukan pembelajaran berkelanjutan (continuous learning), pengambilan keputusan yang cepat dan efektif (fast and effective execution), dan beradaptasi dengan perubahan yang tidak pernah berakhir (unending change),” jelasnya.
Basseng mendorong agar selama program Penyetaraan RLA berlangsung, para peserta dapat senantiasa memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun jejaring dengan berbagai instansi.
“Selain itu, kembangkanlah ide-ide dan kreatifitas untuk menghasilkan karya terbaik, jadilah agen perubahan sebagai mesin pemerintahan dalam menjawab tantangan perubahan global. Semoga terlahir para pimpinan tinggi yang berkualitas untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kemajuan bangsa serta mewujudkan pemerintahan berkelas dunia,” tutupnya.
Penyetaraan Alumni Pelatihan RLA akan dilaksanakan selama kurang lebih 10 (sepuluh) minggu. Para peserta akan diajak untuk bergabung dalam sebuah komunitas pembelajaran (learning community).
Penyelenggaraan Penyetaraan ini disesuaikan dengan pola Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II dengan sedikit modifikasi di mana peserta hanya mengikuti pemenuhan kompetensi perancangan dan implementasi proyek perubahan secara individu yang dapat membentuk pemimpin perubahan strategis. (humas)