Menu Close

ASN di Era VUCA: Memilih Kompetensi Hard Skills atau Soft Skills?

Konsep V.U.C.A

Apa itu VUCA? VUCA adalah singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Istilah VUCA di era industri 4.0 tetap berlaku pada era society 5.0. Kita dihadapkan pada kondisi dimana terjadi perubahan skala besar (volatility), kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty), kerumitan tantangan akibat berbagai faktor yang saling terkait (complexity), dan ketidakjelasan suatu kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity) atau yang disebut sebagai kriteria VUCA. Situasi lingkungan yang hadir serba tidak pasti, fluktuatif, kompleks, sulit diprediksi dan kebenaran realitas bersifat subjektif.

Tantangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menghadapi era VUCA ini tentu tidak mudah, ASN harus mempunyai kompetensi yang mumpuni agar dapat merespon perubahan yang terjadi di era ini. Pandemi Covid-19 membuat intensitas VUCA semakin kuat, wabah penyakit yang telah menularkan ke berjuta jiwa penduduk dunia dan menyeret negara-negara ke dalam jurang resesi. Oleh sebab itu, ASN tidak hanya menghadapi era disrupsi digital yang mengguncang dunia, tetapi juga harus melakukan perubahan mindset sebagai respons yang tepat dalam menghadapi dunia yang berubah serba cepat, terutama di era pandemi seperti saat ini.

Kompetensi secara umum dapat diartikan dengan kemampuan, tapi menyamakan kompetensi dengan kemampuan tidaklah tepat. Selain memiliki kemampuan, seorang yang kompeten juga harus mempunyai niat dan motivasi untuk melakukan sesuatu sesuai kemampuan. Karakteristik kompetensi terbentuk dari lima hal, yaitu 1) pengetahuan (knowledge), 2) keterampilan (skills), 3) motif (motive), sesuatu yang dipikirkan dan diinginkan, 4) watak (traits), karakteristik mental, dan 5) konsep diri (self concept), sikap terhadap sesuatu. Jadi, seorang yang kompeten harus memiliki kelimanya. Jika hanya sebagian karakteristik yang dimiliki, kompetensinya menjadi tidak lengkap.

Karakteristik Kompetensi Hard Skills dan Soft Skills

Karakteristik kompetensi tersebut dapat dikembangkan secara berproses oleh ASN yang bekerja di unit organisasi. Terdapat 2 (dua) keterampilan yang dapat digali, yaitu hard skills dan soft skills. Istilah hard skills merujuk kepada pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan suatu proses, alat, atau teknik. Kemampuan tersebut biasanya diperoleh melalui perkuliahan formal atau dari buku. Keterampilan yang termasuk dalam hard skills, misalnya keterampilan mengoperasikan komputer, pengetahuan dan keterampilan finansial, keterampilan berbahasa asing, dan keterampilan perakitan produk. Hard skills lebih beriorentasi untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ). Jadi dapat disimpulkan bahwa hard skills merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.
Soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Dengan demikian, atribut soft skills tersebut meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Soft skills atau people skills dapat dipilah menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skillsIntrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Sedangkan intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain.

Hard skills dapat diajarkan dan dilatihkan, sedangkan soft skills sulit untuk diajarkan dan dilatihkan. Jika kita ingin menguasainya perlu dibiasakan. Oleh karena itu, dalam latihan soft skills yang kita jalani ini disamping kita mengetahui, memahami, menghayati dan mempraktekkan, kita perlu membiasakannya agar kita dapat menguasainya dengan baik. Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya, sedangkan soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (Interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya (Intrapersonal Skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal dalam performa seseorang. Keterampilan soft skills ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi, membangun hubungan dengan orang lain, kemampuan untuk memahami orang lain, empati, kejujuran, integritas, kemampuan memberikan motivasi, kemampuan untuk memimpin, kemampuan adaptasi, dan lain sebagainya.

Hard skills dan soft skills sangat dibutuhkan terutama dalam memasuki organisasi kerja. Keberhasilan seseorang 80 persen ditentukan oleh kecerdasan emosional (EI) dalam wujud soft skills berupa sikap/karakter dan 20 persen ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ) yang merupakan bagian dari hard skills. Untuk itu, diperlukan proses pembelajaran dalam rangka pencapaian keseimbangan antara hard skills dan soft skills.

Setiap profesi, termasuk ASN dituntut mempunyai hard skill yang berbeda-beda sesuai dengan bidang yang ditekuni. Hard skills adalah keterampilan yang dapat langsung dilihat hasilnya dalam proses pembelajaran, segera setelah proses tersebut selesai. Sedangkan motif, watak, dan konsep diri adalah kelompok soft skills, yaitu kemampuan yang menunjukkan seseorang mau/ingin mengerjakannya dengan baik, seperti jujur, berkomunikasi, disiplin, dan rajin.

Istilah hard skills merujuk kepada pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan suatu proses, alat, atau teknik. Kemampuan tersebut biasanya di peroleh melalui perkuliahan formal atau dari buku5. Keterampilan yang termasuk dalam hard skills, misalnya keterampilan mengoperasikan komputer, pengetahuan dan keterampilan finansial, keterampilan berbahasa asing.

Ada tiga perbedaan pokok antara hard skills dan soft skillsPertama, Seseorang yang hard skills-nya tinggi berarti ia memiliki IQ yang tinggi (berada di otak kiri, pusat logika), sedangkan seseorang yang soft skills-nya tinggi berarti ia memiliki EQ yang tinggi (berada di otak kanan pusat emosional). Kedua, Hard skills adalah skills di mana aturan berlaku di setiap tempat, tidak bergantung pada organisasi, keadaan, tempat bekerja, atau orang yang bekerja sama dengan kita. Sebaliknya, soft skills adalah keterampilan manajemen diri dan keterampilan insani, di mana aturan berubah bergantung pada budaya organisasi, tempat di mana kita bekerja, dan orang yang bekerja sama dengan kita. Ketiga, Hard skills dapat dipelajari di sekolah dan dari buku, sebaliknya tidak ada cara sederhana untuk mempelajari soft skills. Sebagian besar soft skills tidak bisa diajarkan dengan baik di sekolah dan hanya bisa dipelajari dengan praktek bekerja melalui trial and error.

Memilih Kompetensi Hard Skills atau Soft Skills

Manakah yang lebih penting, kompetensi hard skills atau soft skills di era VUCA ini? Jawabannya sangat tergantung pada karir yang kita pilih. Karir seseorang itu dapat dibagi dalam tiga kategori: Pertama, karir yang memerlukan hard skills dan sedikit soft skills. Sebagai contoh: ahli statistik. Era VUCA berkaitan dengan perubahan skala besar, pasti masih dibutuhkan SDM ASN yang berkarir dengan skills ini. Kedua, karir yang memerlukan baik hard skills maupun soft skills. Banyak karir yang termasuk ke dalam kategori ini, seperti akuntan dan pengacara. Mereka perlu menguasai ilmu akuntansi atau ilmu hukum dengan baik tetapi juga harus menguasi hubungan interpersonal dengan orang lain (client) untuk membangun karirnya. Era VUCA dimana banyak permasalahan yang rumit sehingga harus dicari akar permasalahan dan solusi yang tepat, membutuhkan SDM ASN yang berkarir dengan kemampuan baik hard skills maupun soft skillsKetiga, karir yang memerlukan terutama soft skills dan sedikit hard skills. Contoh: public relation. Pada umumnya, soft skills adalah lebih penting dalam karir daripada hard skills. Banyak ASN yang sebenarnya hard skills nya kurang namun mereka menduduki jabatan yang tinggi karena mereka memiliki leadership skills, management skills, self promotion skills dsb. Pada era VUCA, kemampuan soft skills ini juga sangat dibutuhkan karena dibutuhkan kemampuan visioner dan kemampuan menghadapi tantangan yang begitu kompleks, terutama di era VUCA sekaligus pandemi ini.

Jadi manakah yang lebih penting dan mana yang harus kita kuasai, apakah kompetensi hard skills atau soft skills? Dalam kehidupan kita sehari-hari sebaiknya kita memiliki hard skills dan soft skills seimbang. Seimbang tidak berarti sama bergantung pada kehidupan kita, profesi kita dan lingkungan kita. Pada waktu masih kuliah hard skills lebih penting, namun pada waktu kita bekerja di perusahaan soft skills lebih penting. Terutama di era VUCA ini, masing-masing mempunyai porsinya tersendiri, baik hard skill atau soft skills sama pentingnya untuk dapat dikuasai oleh masing-masing ASN. ASN harus mampu menyeimbangkan kemampuan hard skills dan soft skills nya, tergantung pada jabatan yang diampu. Dengan begitu, ASN dapat semakin berkontribusi di era VUCA ini dengan cara mengubah mindset atau cara pandang terhadap masalah, responsif dengan kebutuhan masyarakat, upgrade dengan teknologi saat bekerja, dan orientasi dalam efektivitas dan efisiensi untuk menuju pada budaya kerja baru. ASN diharapkan terus berinovasi serta perlu adanya kompetensi, komitmen dan kekompakan dalam fungsinya yakni sebagai pelaksana kebijakan dan pelayanan publik. [*]

Sulistianingsih

Analis Kebijakan Ahli Muda, Puslatbang PKASN, LAN RI

Isi konten merupakan tanggung jawab penulis

Skip to content