Jakarta – Pimpinan harus menjadi teladan dan role model dalam penerapan nilai dasar atau core values “Berakhlak” di lingkungan instansinya. Berakhlak merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Dengan pimpinan instansi menjadi teladan penerapan Berakhlak, maka budaya kerja akan semakin kuat dan membangun SDM yang unggul. Hal ini diungkapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Tjahjo Kumolo, saat memberikan sambutannya dalam upacara pelepasan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLIX Lembaga Administrasi Negara (LAN) Tahun 2021, di Aula Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA, LAN Veteran, Kamis (2/9).
Lebih jauh Tjahjo menjelaskan, penetapan BerAKHLAK sebagai nilai dasar ini merupakan upaya untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar ASN yang masih bervariasi di setiap instansi. Dengan BerAKHLAK, maka setiap ASN memiliki nilai dasar yang sama sehingga memunculkan orientasi yang sama pula, yakni untuk melayani masyarakat, bangsa dan negara
“Untuk mendukung percepatan transformasi ASN, nilai dasar BerAKHLAK juga diikuti dengan semboyan yang sama bagi ASN dalam menjalankan tugasnya. Semboyan yang sama ini dijadikan sebagi employer branding ASN, yakni Bangga Melayani Bangsa. Untuk itu saya mengajak seluruh pimpinan instansi untuk menjadi role model serta mengawal core values ASN dilingkungannya, selain itu juga bersama-sama membangun employer branding ASN di tengah masyarakat.” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LAN, Dr. Adi Suryanto, M.Si dalam laporannya mengatakan pimpinan birokrasi harus mampu mengimbangi segala tantangan disruptif. Kompetensi kepemimpinan ini harus terus diimplementasikan dalam wujud birokrasi yang lincah (agile Bureaucracy), terlebih saat ini kita dihadapkan pada situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) yang menuntut pimpinan birokrasi dapat cepat beradaptasi dan lincah (agile leader).
“Setidaknya pemimpin yang agile memiliki 5 ciri. Yaitu mampu bekerja sama dengan siapapun (people agility), mampu beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem (change agility), tetap berprestasi dalam kondisi apapun (result agility), mampu bertahan dalam berbagai tekanan mental (mental agility), dan mampu mempelajari dan memahami pengetahuan baru dengan cepat (learning agility). Melalui pembekalan yang diperoleh selama pembelajaran di PKN tingkat I selama 6 (enam) bulan lamanya, peserta telah membuktikan diri sebagai pemimpin perubahan melalui proyek perubahan yang dibuat untuk memecahkan kebuntuan dalam birokrasi melalui inovasi dan terobosan yang digagasnya” jelasnya.
Adi Suryanto juga menambahkan, peserta PKN tingkat I angkatan XLIX ini telah memberikan sumbangsih pemikiran terhadap isu strategis bangsa yang dituangkan dalam perumusan policy brief dengan judul “Indonesia Bangkit : Strategi Pemulihan Ekonomi dan Sosial Akibat Pandemi” dan telah dipaparkan di hadapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Melalui proses evaluasi dan penilaian dari 38 peserta PKN Tingkat I angkatan XLIX maka ditetapkan lima peserta terbak antara lain :
- Suharmen S.Kom., M.Si (Badan Kepegawaian Negara
- Sriyana, SH., LLM., DFM (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)
- Dr. Ivan Yustiavandana, SH., LLM (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan)
- Sarah Sadiqa, SH., M.Sc (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
- Dr. Nurul Azizah, SIK., M.Si (Kepolisian Negara Republik Indonesia)
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan data pejabat yang telah menyelesaikan PKN Tingkat I dari kepala LAN, Dr. Adi Suryanto, M.Si kepada plt Badan Kepegawaian Negara,Dr. Bima Haria Wibisana serta penyerahan alumni PKN tingkat I angkatan XLIX kepada pengurus IKA PIMNAS yang diserahkan oleh Deputi Bidang Penyelenggaraan Kompetensi Aparatur, Dr. Basseng, M.Ed kepada Sekretaris IKA PIMNAS, Prof Dr Winarni Monoarfa.