Jakarta – ASN Unggul adalah solusi penyelenggaraan pelatihan selama masa Pandemi Covid-19, dan akan semakin dibutuhkan di era normal baru. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Teknologi Pengembangan Kompetensi (Pustek Bangkom), Dr. Muhammad Firdaus, MBA pada Diskusi Terbatas dengan Dataquest Leverage Indonesia yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (23/2).
“ASN Unggul ini hadir untuk menjawab kebutuhan pengembangan kompetensi ASN yang tidak dapat dipenuhi seluruhnya dengan pelatihan klasikal. Kondisi geografis Indonesia yang menjadikan pelatihan klasikal berbiaya tinggi juga dapat diatasi dengan kehadiran ASN Unggul.” Tambahnya.
Firdaus juga menyampaikan untuk memberikan pelayanan secara maksimal maka ASN Unggul perlu ditransformasikan dengan mengadopsi prinsip fleksibilitas, kemudahan, keterbukaan marketplace. Dengan konsep marketplace maka pegawai ASN di Indonesia secara mandiri dapat memilih dan mengikuti pelatihan yang dibutuhkan.
Dalam diskusi terbatas ini, Peneliti Ahli Pertama Pustek Bangkom, Azwar Aswin, memaparkan concept paper ASN Unggul menuju learning marketplace. Marketplace dalam hal ini bukan berkonotasi komersial, akan tetapi bermakna mengadopsi prinsip fleksibilitas, kemudahan, kemandirian dan keterbukaan dalam layanan di marketplace komersial ke dalam model layanan pembelajaran di ASN Unggul. Adapun manfaatnya antara lain: 1) Memberi kemudahan dan keragaman pilihan area pengembangan kompetensi kepada pegawai ASN; 2) Mendukung fungsi LAN sebagai pembina pengembangan kompetensi ASN; 3) Mengkontribusikan sebagian data megenai training rate; 4) Membantu memenuhi hak pegawai ASN untuk mendapatkan pengembangan kompetensi per tahun.
Sementara itu Direktur Dataquest Leverage Indonesia, Iyan Sofyan, yang hadir memberikan masukan menjelaskan 2 langkah penting yang harus ditempuh oleh ASN Unggul untuk menjadi marketplace. Pertama infrastruktur harus dibangun dengan konfigurasi yang optimal sehingga mampu melayani lebih dari 4 juta pegawai ASN. Kedua, platform ASN Unggul harus menganut arsitektur multi-tenancy agar mampu menjadi intermediary service provider antara berbagai lembaga pelatihan pemerintah sebagai penyedia pelatihan dan pegawai ASN seluruh Indonesia sebagai pengguna pelatihan.
“Ini adalah upaya pembangunan yang sagat strategis dan menantang namun secara teknis sangat feasible untuk diimplementasikan”, tutup Iyan Sofyan.