Jakarta – Kompetensi Kepemimpinan Digital atau digital leadership dewasa ini sangat diperlukan untuk mengawal perubahan dan pemanfaatan teknologi di berbagai sektor, termasuk sektor pemerintahan. Hadirnya kepemimpinan digital ini diharapkan dapat mendorong percepatan transformasi digital di dalam organisasi melalui budaya digital (digital culture), pola pikir digital (digital mindset), dan tata kelola digital (digital governance). Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Muhammad Taufiq, DEA saat memberikan sambutan dalam Upacara Wisuda ke 61 Politeknik STIA LAN Jakarta, di Graha Makarti Bhakti Nagari, LAN Corporate University, Sabtu (3/8).
“Transformasi digital kedepannya menjadi sebuah keniscayaan, namun perlu disadari bahwa dalam mewujudkannya kiat dihadapkan pada tantangan yang tidaklah mudah, salah satunya adalah kesenjangan digital (digital divide). Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa hingga akhir 2022 penetrasi internet di indonesia baru mencapai 77,02 persen, yang berarti ada sekitar 22,98 persen penduduk belum memiliki akses internet terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Selain kesenjangan digital, Muhammad Taufiq menambahkan, terdapat juga kesenjangan organisasi seperti birokrasi yang masih kental dengan silo mentality, kaku, hierarkis, dan hanya berorientasi pada tugas dan fungsi masing-masing. Hal ini menyebabkan pemanfaatan teknologi digital di kalangan birokrasi belum mampu memberikan dampak signifikan bagi peningkatan pelayanan publik.
Dengan hadirnya kepemimpinan digital, maka pemimpin mampu untuk mengoptimalisasikan aset digital yang dimiliki oleh pegawainya untuk dapat mencapai tujuan organisasi, ia juga mampu mengintegrasikan proses bisnis masing-masing instansi pemerintah dalam melakukan transformasi pelayanan publik.
Lebih jauh ia menjelaskan, kepemimpinan digital memiliki kelebihan diantaranya melalui kepemimpinan digital mendorong organisasi untuk terus belajar (learning organisation) dan berkolaborasi dengan banyak stakeholders, memiliki kreativitas yang tinggi dan kemampuan dalam beradaptasi dengan teknologi. Dengan kemampuan ini ia yakin akan membawa birokrasi yang smart dan berkelas dunia.
Sementara itu, dalam laporannya, Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, Prof. Nurliah Nurdin, menyampaikan, Poltek telah berupaya mencetak lulusan yang memiliki kemampuan digital leadership yang akan menjadi prime mover di era digital ini. Para lulusan tidak hanya cakap memanfaatkan artificial intelligence, melainkan juga memiliki kemampuan analytical thinking and innovation, creativity, originality & initiative, leadership and social influence yang akan membangun ekosistem dalam mengakselerasi tata kelola digital di tanah air.
Pada acara wisuda ke 61 yang mengangkat tema Pemimpin Digital Masa Depan Menuju Indonesia Emas 2045 ini diikuti diikuti sebanyak 297 orang wisudawan yang terdiri dari 3 orang Program Doktor Terapan, 64 orang Program Magister Terapan dan 233 orang Program Sarjana Terapan. Ia berharap para wisudawan dapat menerapkan kompetensinya di tempat kerja dan mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional.