Jakarta – Sebagai bagian dari pembelajaran Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, peserta pelatihan kembali melakukan penggalian data agar rekomendasi kebijakan yang dihasilkan terkait investasi berkelanjutan mampu memberikan sumbangsih nyata bagi pembangunan Nasional. Untuk itu peserta pelatihan PKN Tingkat I Angkatan LX Tahun 2024 melakukan audiensi dengan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark dan Republik Lithuania secara daring, Kamis (4/7).
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN, Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, MA saat mendampingi kegiatan tersebut mengatakan, bahwa kegiatan benchmarking secara daring ini diharapkan mampu membekali peserta pemahaman yang lebih komprehensif sesuai dengan tema yang diambil, yakni “Pengelolaan Transformasi Tata Kelola Kebijakan Investasi yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan”.
“Kami memandang Denmark menjadi lokus yang sangat menarik karena relevan dengan tema pelatihan yang diambil, khususnya menjaga kesinambungan investasi,” jelasnya.
Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Denmark dan Republik Lithuania , H.E. Dewi Savitri Wahab memberikan apresiasi terhadap rencana penyusunan rekomendasi kebijakan tersebut. Adapun rekomendasi kebijakan dalam format policy brief tersebut akan ini difokuskan pada isu minyak sawit.
Terkait isu minyak sawit, Dewi menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia terus meyakinkan Uni Eropa bahwa minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang dihasilkan Indonesia sudah memenuhi standar Internasional. Munculnya penolakan Uni Eropa terhadap minyak kelapa sawit Indonesia karena dinilai dihasilkan dari proses deforestasi yang serampangan.
“Kita terus meyakinkan Uni Eropa bahwa Indonesia telah berhasil mengurangi deforestasi secara signifikan. Penolakan ini sebenarnya tidak hanya karena masalah aspek perdagangan saja, tapi dalam perjalanannya juga ada faktor politis yang melingkupi,” ungkap Dewi.
Dewi mengatakan, isu lingkungan, khususnya menyangkut deforestasi memang sangat dominan di Eropa. “Kita katakan bahwa pengelolaan hutan kita dilakukan secara sustainable dan memerhatikan kelestarian lingkungan. Komisi Uni Eropa sangat mendengarkan upaya-upaya Indonesia. Namun dalam perjalanannya memang ada dinamika politik dan dagang yang berkembang,” jelasnya.
Selain melakukan audiensi secara virtual, para peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LX juga melakukan kunjungan ke Kantor Kedutaan Besar Kerajaan Denmark, Jumat (5/7). Mereka diterima secara langsung oleh Duta Besar Denmark, Sten Frimodt Nielsen.
Dalam kesempatan itu, Nielsen memaparkan berbagai strategi dan kebijakan yang dilakukan negaranya dalam mendorong pemanfaatan energi yang terbarukan. Menurut dia, isu energi terbarukan menjadi sangat penting karena berkaitan dengan isu perubahan iklim. Indonesia menjadi negara penting dan mitra strategis dalam mencapai isu tersebut karena Indonesia memiliki hutan hujan tropis terluas sesudah Brazil.