Bandung – Politeknik STIA Lan Bandung mengadakan kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Karangsambung Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka. Kegiatan PKM ini dilaksanakan oleh Tim dosen dan mahasiswa Politeknik STIA LAN Bandung yang terdiri dari Dr. Ir. Ely Sufianti, M.A., Ono Taryono, S.Pd. M.A., Sri Suryani, S.Kom., M.Kom., Cintantya Andhita Dara Kirana, S.AP., M.AP., Putri Wulandari Atur Rejeki, S.Si., M.E., Rike Anggun Artisa, S.IP., MPA., Deni Fauzi Ramdani, S.Sos., M.A., Alikha Novira, S.Hum., M.I.Pol., Nisa Meilani , Wendri Sohara, Leiziany Firdaussyifa dan Mutia Salsabila.
Sosialisasi dan praktik pengelolaan sampah ini juga dihadiri oleh Camat Kadipaten H. Sunarto, AM. Kep. SKM. MSi, dalam sambutannya Sunarto mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan positif ini permasalahan sampah sampai saat ini masih menjadi perhatian besar karena masih kurangnya kesadaran masyakat. Komitmen untuk mengumpulkan dan memilah sejak pada levele keluarga akan mengurangi penumpukan sampah pada tempat pembuangan akhir. Sampai saat ini pemahaman yang dipakai oleh masyarakat dalam hal pengelolaan sampah umumnya masih sangat konvensional mengumpulkan (tanpa memilah), angkut dan buang . Pemahaman harus diubah menjadi pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir ini sudah saatnya di tinggalkan dan diganti dengan paradigma baru “PILAH – KUMPUL – JUAL”. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri dan sebagainya.
Pembicara dari Kepala bidang PSL B3 PLH Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Ricky Firmansyah Gunawan, SKM, MSi menjelaskan anggaran untuk penanganan dan pengelolaan sampah masih terbatas. Sehingga kalau mengandalkan pemerintah masih berat untuk melakukan pengelolaan sampah yang maksimal sehingga dibutuhkan peran seluruh lapisan Masyarakat, untuk memulai dari pengelolaan sampah Tingkat keluarga dan lingkungan Masyarakat. “harus kontinyu dan konsisten melakukan Upaya pemilihan sampah, nanti kami monitoring dan evaluasi. Semoga kedepannya akan bisa menjadi percontohan” ujar Firmansyah.
Selain itu pembicara dari Politeknik STIA LAN Bandung Dr. Ir. Ely Sufianti, M.A dan Cintantya Andhita Dara Kirana, S.AP., M.AP menjelaskan cara memilah sampah berdasarkan sampah organik seperti sisa dedaunan sayuran, nasi sisa atau makanan basi, sisa bumbu, serpihan daging, kulit buah dan lauk pauk. sampah anorganik seperti sampah B3 yaitu obat dan bahan kimia, kemasan bekas cairan pembersih, kosmetik dan bahan kimia lain, sampah daur ulang yaitu logam kaleng , alumunium, minyak goreng jelantah, kaca dan styrofom dan selain itu ada sampah residu yaitu plastic, kresek, kertas kotor bekas, kain perca, Sepatu bekas, popok, pembalut, kertas tisu dan masker.
Lalu bagaimana cara penanganan sampah organic yaitu dengan tiriskan, hingga tidak ada lagi air menetes, wadahi dengan menggunakan wadah tertutup contoh media nya menggunakan loseda, keranjang Takakura dan kang empos. Selain itu dengan media pengolahan sampah organic bata terawang, budidaya maggot dan lubang kompos. Adapun cara penanganan sampah daur ulang dengan melakukan pembersihan pada setiap sampah untuk dilakukan pengemasan dan bisa dijual kepada bank sampah.
Pembicara berikutnya dari Bank Sampah Pelangi Galaxi Kota Bandung sri wartini menjelaskan pentingnya mendirikan bank sampah dalam pengelolaan sampah supaya bisa dikelola dengan baik pada skala lingkungan ataupun Desa adapun tujuan bank sampah antara lain: Mengedukasi masyarakat agar peduli lingkungan. Membangun modal sosial dan belajar berorganisasi di Tingkat Masyarakat, Mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, Menciptakan lingkungan sehat, bersih, hijau dan asri, Mendukung program lingkungan tingkat lokal, nasional maupun global (SDGs), Mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, Memberi manfaat bagi penghasil sampah (rumah tangga).