Menu Close

Kepala Puslatbang KDOD LAN Ungkap Rahasia Wujudkan Indonesia Emas 2045 di Pembukaan PKP Angk.II

SAMARINDA – Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan II Tahun 2024 akhirnya memasuki pembelajaran klasikal di kampus Puslatbang KDOD LAN yang dibuka secara resmi oleh Kepala Puslatbang KDOD LAN Dr. Muhammad Aswad, M.Si pada di Ruang Auditorium Puslatbang KDOD LAN, Senin (3/6). Pelatihan ini dilaporkan oleh Ika Retna Ningrum, WI Ahli Muda Puslatbang KDOD LAN selaku Wali Kelas diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal Pemkot Balikpapan, Pemkab Mahakam Ulu, Pemkab Kutai Kartanegara, Pemkab Tana Tidung, Pemkab Kutai Barat, dan Politeknik Negeri Samarinda. Ika menyampaikan bahwa pelatihan ini telah dimulai sejak 23 April yang lalu secara distance learning.
.
Dalam sambutannya, Aswad menyampaikan bahwa ASN adalah core dari pemerintahan yang harus berupaya mewujudkan paling tidak tiga hal penting, yaitu SDM yang berdaya saing tinggi, birokrasi yang professional, dan kualitas pelayanan publik yang baik. “Dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, SDM di Indonesia harus kompetitif dengan negara-negara luar. Tunjukkan bahwa kita layak mewujudkan Indonesia Emas 2045” jelas Aswad. “Kemudian untuk mewujudkan birokrasi professional yang sebenarnya sudah dirancang sejak tahun 2014 yang lalu sejak lahirnya UU ASN No.5, saat ini semakin dikuatkan dengan munculnya UU ASN terbaru yang salah satu fokusnya adalah pergeseran pengembangan kompetensi ASN dari yang hak menjadi wajib, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari manajemen ASN. Sehingga, tidak ada pilihan lain bagi ASN untuk terus mengembangkan kompetensinya secara terus menerus” lanjutnya lagi.

Selanjutnya terkait kualitas pelayanan publik, Aswad menambahkan bahwa dari data KeMenPAN dan RB tahun 2023 menunjukkan bahwa 97% ASN di Indonesia secara individu masuk dalam kategori baik dalam memberikan kinerjanya. Namun ketika melihat kinerja organisasi terutama dalam pemberian layanan, ternyata belum sinkron dengan kinerja individu. Artinya, masih ada keluhan dan permasalahan dalam konteks kinerja organisasi terkait pelayanan publik, sehingga saat ini harus dilakukan dialog kinerja antara atasan dan bawahan agar dapat menemukan titik terang dalam permasalahan pelayanan publik ini.

.
Lebih lanjut Aswad juga menyampaikan bahwa dalam World Economic Forum (WEF) Tahun 2023, ada 10 skill yang dibutuhkan dalam menghadapi fenomena pertumbuhan jenis pekerjaan sekaligus juga hilangnya jenis pekerjaan yang ada sebelumnya. Salah satu skill disebutkan Aswad adalah kepemimpinan, dan yang paling dibutuhkan adalah continous learning. Untuk mewujudkan skill tersebut, WEF menguraikan upaya maksimal yang dapat dilakukan baik pada sektor publik maupun privat, yaitu mengurangi jumlah pegawai, merekrut pegawai permanen yang lebih banyak, memperluas pekerjaan berbasis kontrak, outsourcing bidang-bidang pekerjaan yang dianggap penting, melakukan transisi agar peran organisasi semakin meningkat, mengakselerasi otomatisasi proses kerja dengan membuat sistem berbasis digital, dan melakukan investasi pembelajaran dan pelatihan dalam pekerjaan.

“Tahukah anda bahwa upaya tertinggi jatuh kepada upaya melakukan investasi pembelajaran dan pelatihan dalam pekerjaan dengan nilai manfaat sebesar 81%. Ini berarti bahwa pengembangan kompetensi seperti pelatihan ini menjadi cara terbaik dalam menghadapi tantangan yang ada sekarang ini” tegas Aswad. “Oleh karena itu, meminjam istilah dari Plt. Kepala LAN RI saat ini, jangan jadikan pelatihan seperti ini hanya ritual kepegawaian saja. Anda harus memiliki keinginan dari dalam diri sendiri untuk bisa memberikan sumbangsih maksimal kepada negeri ini dengan kompetensi yang dimiliki” tutup Aswad di akhir sambutannya. (ler/ler)

Skip to content