Menu Close

Membangun Budaya Inovasi ASN di Indonesia

Status Quo Inovasi ASN

Lembaga Administrasi Negara (LAN) pun sebagai sebuah institusi yang telah berdiri sejak tahun 1957 telah banyak memberi inspirasi dan berjuang bagi pembangunan iklim inovasi di kalangan ASN.

Jika menilik sewindu yang lalu, berbicara inovasi di kalangan ASN dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mewah, elit-elit ASN tertentu saja yang bergumul dan bergulat dengan kata inovasi ini.

Memang bukan hanya LAN saja yang memperjuangkan terbangunnya semangat berinovasi pada ASN, banyak pemantik lainnya seperti pemberian penghargaan seperti KIPP yang di inisiasi Kemenpan dan RB, juga IGA yang merupakan award dari Kementerian Dalam Negeri.

Namun, posisi LAN yang memiliki visi sebagai institusi pembelajar berkelas dunia yang mampu menjadi penggerak utama dalam mewujudkan world class government untuk mendukung visi indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, tidak dapat dipandang sebelah mata perjuangannya dalam membangun budaya inovasi ASN di Indonesia.

Inisiasi Budaya Inovasi ASN

Paling tidak terdapat tiga hal penting yang dilakukan oleh LAN dalam membangun budaya Inovasi ASN. Pertama, Reformasi sistem pelatihan kepemimpinan ASN. Kedua, Laboratorium Inovasi bagi Pemerintah Daerah. Ketiga, Pengembangan Analis Kebijakan.

Ketiga hal tersebut bisa dikatakan “senjata” LAN dalam membangun budaya inovasi baik di tingkat pusat maupun daerah.

Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa evidence atau data yang dikeluarkan Pusat Inovasi Administrasi Negara di mana dalam medio 2015 sampai dengan 2020 telah lahir 120218 (seratus dua puluh ribu dua ratus delapan belas) inovasi yang dihasilkan oleh pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan di seluruh Indonesia, belum lagi beberapa inisiasi hasil dari pelatihan dasar CPNS, artinya tujuh belas ribu inovasi tercipta dari kegiatan pelatihan yang di inisiasi oleh LAN.

Selain itu, juga sejak 2015 sampai dengan 2020 program laboratorium inovasi berhasil menginisiasi sebanyak 6726 inovasi yang dihasilkan oleh 70 daerah yang menjadi obyek laboratorium inovasi.

Pelatihan kepemimpinan dan Laboratorium Inovasi yang telah menghasilkan ratusan ribu inovasi. Perjuangan membangun budaya inovasi di kalangan ASN bukan hanya wacana saja melainkan sebuah aksi yang telah bereaksi menjadi sebuah kreasi.

Pada perjalanannya karena semua mafhum bahwa Indonesia merupakan negara hukum, banyak inovasi-inovasi tersebut dibalut dalam kebijakan-kebijakan. Sehingga LAN pun merasa perlu untuk membuat inisiasi jabatan fungsional yang mampu melakukan perencanaan dan evaluasi kebijakan, sehingga dibentuklah jabatan Analis Kebijakan.

Analis Kebijakan ini dibutuhkan agar kebijakan-kebijakan yang ada di Indonesia ini tidak banyak tumpeng tindih, serta membantu para policy maker dalam mengambil kebijakan dengan memberikan beberapa alternatif solusi yang dapat memberikan percepatan khususnya dalam pelaksanaan pelayanan publik.

Hari-hari ini rasanya kata inovasi sudah menjadi akrab dan membudaya bagi ASN, didukun juga dengan hadirnya ASN-ASN milenial dan genzet yang memiliki ciri pemikiran yang terbuka dan kreatif menjadi “bahan bakar” dalam percepatan budaya inovatif dikalangan ASN.

Bestpractices Inovasi Peserta Pelatihan

Apakah semua inovasi itu secara konsisten berjalan terus? Jawwabannya belum tentu. Namun Bung Karno pernah menyampaikan “gantungkan cita-citamu setinggi langit, Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang”.

Hal tersebut pun berlaku pula bagi inovasi-inovasi tersebut, berpikir kreatif sebanyak mungkin, lahirkan inovasi sebanyak mungkin, jikalau sebagian tidak berjalan sesuai harapan, yakinlah ada inovasi yang konsisten terlaksana dan memiliki manfaat bagi masyarakat.

Sebagai contoh inovasi hasil Diklat tingkat II tematik pariwisata yang diselenggarakan BPSDM Provinsi Bali atas supervisi LAN pada tahun 2016 telah menghasilkan sebuah inovasi Bernama Gotik “gojek sampah plastik” yang diinisiasi oleh Putu Eka Merthawan peserta yang berasal dari Kabupaten Badung, telah menghasilkan berbagai penghargaan baik skala nasional maupun skala internasional.

Gotik pada tahun 2017 mendapatkan penghargaan dari NHK TV Jepang dan penghargaan dari JICA Japan International Coorporation Agency, bahkan pada tahun 2018 resmi mewakili Indonesia pada United Nation Public Service Award (UNPSA) yang diselenggarakan oleh PBB bersaing dengan 432 Inovasi terbaik dunia dari 79 negara. Inovasi Gotik masuk dalam kategori 2 yaitu peran aktif masyarakat di dalam pembangunan berkelanjutan.

Di Ciamis terdapat program “Bagja Babarengan” sebuah inovasi yang digagas oleh peserta pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II Yadi Tisyadi yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Ciamis, program tersebut merupakan strategi pemerintah kabupaten ciamis dalam memanfaatkan lahan milik pemerintah untuk dimanfaatkan bersama masyarakat. Hal tersebut bahkan memiliki manfaat terhadap penambahan PAD Pemerintah Kabupaten Ciamis.

Lain halnya di Garut untuk membangkitkan sektor pariwisata yang lesu selama pandemi Covid-19, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut meluncurkan program wisata ‘Ngumbara Lembur’. Konsep terebut disusun Pemda Garut, untuk mengembangkan desa wisata dengan pendekatan pentahelix atau kolaborasi antarsektor, sebagai upaya percepatan peningkatan ekonomi daerah menuju ‘Desa Wisata Tangguh’.

Program ini pun diinisiasi oleh Wawan Nurdin peserta Pelatihan Kepemimpinan Tk II asal Garut. Pada Tahun 2022 Wawan Nurdin pun sebagai Kepala DPMD Kabupaten Garut menerima penghargaan Lencana Bakti dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDT) atas komitmen dan kerja keras Kabupaten Garut dalam mendorong percepatan pembangunan desa.

Ketiga Bestpractice Inovasi tersebut merupakan adalah upaya-upaya LAN dalam membangun budaya inovasi di Indonesia, LAN memang tidak secara langsung hadir memberikan pelayanan, namun LAN menjadi katalisator dalam peningkatan pelayanan publik baik di tingkat pusat maupun daerah.

Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Reformasi Birokrasi Tematik

Komitmen LAN dalam upaya mendukung program-program nasional tidak berhenti begitu saja. Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Dr. Adi Suryanto, M.Si. saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Rapat Koordinasi Penyelenggaraan PKN Tingkat II secara nasional pada tanggal 8 November 2022, menyampaikan bahwa “tema-tema PKN II ke depan akan kita kaitkan dengan program pembangunan nasional. Sehingga tema pelatihan yang akan diangkat nanti lebih spesifik dan memiliki singgungan dengan tema reformasi birokrasi tematik”.

Seperti dilansir Humas LAN, bahwa Kedepan pelatihan kepemimpinan akan diarahkan untuk mendukung program pembangunan nasional dan reformasi birokrasi tematik yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan investasi dan pelayanan publik, dan digitalisasi birokrasi serta program-program prioritas presiden.

Perubahan-perubahan dalam pengelolaan ASN sangat dinamis, dan LAN selalu cepat tanggap dalam menangkap dinamika tersebut dan segera beradapatasi melakukan penyesusaian-penyesuaian untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang adaptif.

Upaya tersebut juga dilakukan untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat agar dapat terjadi percepatan dalam pencapaian program prioritas nasional, reformasi birokrasi dan pembangunan nasional.

Hal tersebut dapat diwujudkan dengan kolaborasi berbagai pihak dan kerja sama lintas sektor, khususnya lembaga-lembaga yang memiliki tugas khusus untuk mengelola Manajemen ASN di Indonesia.***

Guruh Muamar Khadafi, Analis Kebijakan, Puslatbang PKASN.

Skip to content