Menu Close

Jadikan perubahan sebagai Culture dalam Pengembangan Kompetensi ASN

Jakarta – Saat ini seluruh dunia termasuk bangsa Indonesia  tengah menghadapi kondisi global yang disebut VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) dengan kondisi yang selalu berubah, kompleks, serba ketidakpastian dan ketidakjelasan. Tantangan ini menuntut adanya perubahan pola pikir dan etos kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam rangka merespon secara cepat perubahan tersebut, hal ini diungkapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si, data memberikan sambutan dalam Upacara Pengukuhan Widyaiswara Ahli Utama yang diselenggarakan di Aula Prof. Agus Dwiyanto, Kantor LAN Veteran, secara blended, Kamis (23/6).

“Menyikapi kondisi saat ini maka perubahan selayaknya menjadi sebuah “culture” dalam proses pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara,” tegasnya.

Lebih jauh Adi Suryanto menambahkan, perubahan yang kian cepat ini kemudian direspon LAN sebagai instansi Pembina pengembangan kompetensi aparatur dengan perubahan kebijakan yang dapat mengikuti perkembangan kurikulum serta metode pembelajaran yang lebih kekinian.

Ia menyadari perubahan kebijakan yang begitu cepat memberikan kebingungan bagi para widyaiswara, namun disinilah kompetensi widyaiswara menjadi tolok ukur untuk lebih lincah (agile) dan adaptif dengan segala perubahan yang cepat.  

“Selain itu widyaiswara juga perlu melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang lebih kreatif dalam rangka menjadikan pengembangan kompetensi menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.

Kepala LAN juga mengapresiasi pada Widyaiswara yang telah dikukuhkan menjadi Widyaiswara ahli utama dengan serangkaian proses yang cukup panjang dimulai dari penelitian, bimbingan, sidang tertutup dan diakhiri dengan proses orasi ilmiah yang dua hari ini telah dilaksanakan. Widyaiswara Ahli Utama merupakan karir puncak tertinggi dalam jenjang karir sebagai widyaiswara tidak semua Widyaiswara dapat mencapai jenjang ini. Oleh karenanya hal ini dapat menginspirasi dan motivasi bagi widyaiswara lain untuk mampu mencapai jenjang tertinggi ini.

“Dengan menyandang jenjang tertinggi ini diharapkan widyaiswara sebagai guru bangsa dapat memberikan warna dalam pengembangan kompetensi ASN hal ini sejalan dengan ketentuan UU ASN yang memberikan hak bagi PNS untuk mengembangkan kapasitasnya sebanyak 20 jam pelajaran (JP) per tahun,” jelasnya.

Adi Suryanto berharap dengan penambahan Widyaiswara Ahli Utama dapat memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, baik dalam skill, kemampuan, pengetahuan dan lainnya, sehingga visi bangsa menciptakan ASN berkelas dunia dapat terwujud di tahun 2025 mendatang.

Berikut merupakan nama-nama yang dikukuhkan sebagai Widyaiswara Ahli Utama :

  1. Budy Zet Mooy, STP., M.Sc – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
  2. Drs. Jarot Hidayat Purwanto, M.Pd – BPSDM Provinsi Jawa Barat
  3. H. Burdan Ali Junjunan, SH., M.Pd – Lembaga Administrasi Negara
  4. Edy Sutanto, A.Pi., M.Pd – Kementerian Kelautan dan Perikanan
  5. Dr. Zaenal Fanani, M.Ed – BPSDM Provinsi Kalimantan Selatan
  6. Drs. Naharuddin, MTP – BPSDM Provinsi Kepulauan Riau
  7. Ir. Yuli Trisnaningsih, M.Si – BPSDMD Provinsi Sulawesi Tengah
  8. dr. Bagus Tjahjono, MPH – Badan Nasional Penanggulangan Bencana
  9. Dr. Subejo, S.H., M.Si – BPSDM Provinsi DKI Jakarta
  10. Dr. Annies Said Basalamah, Ak., MBA – Kementerian Keuangan
Skip to content