Jakarta – Perubahan mental karakter bangsa yang semakin baik harus dibarengi dengan strategi pembangunan manusia dan kebudayaan yang senantiasa diinternalisasikan dalam sistem pembangunan nasional sehingga menciptakan individu yang memiliki karakter kebangsaan yang kuat, ha ini diungkapkan Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial Kultural ASN Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dra. Isti Heriani, MBA saat memberikan sambutan dalam upacara Penutupan Pelatihan Revolusi Mental Untuk Penguatan Budaya Birokrasi Yang Bersih, Melayani dan Responsif (Revolusi Mental) Angkatan I Tahun 2022 yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (20/4).
Dalam kesempatan itu, Isti menjelaskan Pelatihan Revolusi Mental ini merupakan salah satu Program Prioritas Nasional yang masuk dalam agenda Pembangunan Nasional Tahun 2020-2024 yang harapannya dapat membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan bangsa dan mampu berkompetisi dengan negara-negara lain.
“Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional dikarenakan pandemi Covid-19. Maka Revolusi mental ini menjadi sebuah jalan keluar untuk memecahkan beberapa permasalahan tersebut, oleh karenanya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) kita dituntut untuk mampu menginternalisasikannya dimulai dari individu kemudian dilanjutkan dengan organisasi, dan lebih besar lagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Isti juga melanjutkan, sebagai ASN dalam era disrupsi teknologi digital, kita dituntut harus mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Diakselerasi dengan merebaknya pandemi Covid19, disrupsi teknologi digital telah mendorong terjadinya inovasi dan perubahan besar secara fundamental dalam merubah sistem kehidupan. Kita, ASN harus selalu siap dalam memberikan pelayanan terbaik dengan lebih cepat, mudah dan murah.
“terkait peningkatan kompetensi, tentunya tidaklah cukup hanya dengan mengikuti pelatihan ini saja, namun sebagai pijakan awal bagi peserta untuk terus meningkatkan kompetensinya, manfaatkan sebaik mungkin seluruh resources dan jejaring kerja yang semakin terbuka lebar di era digital saat ini,” tutupnya.