Menu Close

Hadapi Tantangan Pelayanan Publik di masa Pandemi melalui Perubahan Mindset dan Etos Kerja

Jakarta – Tantangan dan hambatan dalam upaya pemerintah meningkatkan pelayanan publik terus meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Menyikapi kondisi ini diperlukan perubahan pola pikir (mindset) dan etos kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr. Basseng, M.Ed saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan III Tahun 2022 yang diselenggarakan secara virtual, Senin (21/2).

Basseng menjelaskan, ada beberapa sektor pelayanan publik yang terdampak pandemi Covid-19, antara lain sektor ekonomi dimana daya beli masyarakat menurun, banyak pasar-pasar tradisional yang terpaksa harus tutup. Selain itu sektor kesehatan juga terjadi turbulensi yang mengakibatkan pembatasan-pembatasan terhadap pelayanan kesehatan secara langsung. Tidak hanya itu saja, sektor pelayanan perijinan dan administrasi juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19 ini, dikarenakan banyak ASN yang harus bekerja secara Work From Home (wfh).

“Menyikapi berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan ASN yang mampu berpikir kreatif, mampu memberi terobosan yang inovatif untuk tetap memberikan pelayanan publik dengan kecepatan dan biaya yang terjangkau sehingga pelayanan masyarakat tidak terganggu secara signifikan” ungkapnya.

Berkaitan dengan hal itu, Basseng menambahkan bahwasanya Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) menjadi sangat relevan untuk membangun kompetensi kepemimpinan pelayanan, anda semua adalah garda terdepan dalam proses pelayanan publik, oleh karena itu harus mampu memberikan terobosan atas berbagai kebuntuan dalam pelayanan publik di masa pandemi saat ini.

“Selama 17 minggu kedepan, anda akan memasuki Learning Community atau Komunitas Pembelajar, yang didalamnya akan mempelajari berbagai hal dari berbagai sumber, baik dari Learning Management System (LMS), Widyaiswara, termasuk juga dari sesama peserta PKP ini”, tambahnya

Ia mengatakan, melalui PKP peserta akan dibentuk mental map dan wawasan pengetahuan untuk dapat melihat peluang (opportunity space) dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik, lebih murah dan lebih cepat. Untuk itu pemanfaatan teknologi informasi merupakan keniscayaan dalam proses pelayanan publik, pemanfaatan robotic, artificial intelligence (AI) dan perkembangan metaverse harus di eksplore oleh peserta dalam mengembangkan pelayanan publik yang berbasis digital.

Basseng berharap, PKP ini menjadi saran para peserta untuk menunjukkan kompetensinya dan membuktikan kemampuan mengaktualisasikan kompetensi agar dapat mendukung upaya pemerintah dalam peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial ASN, Dr. Caca Syahroni, S.Ip., M.Si menyampaikan, metode pembelajaran yang dilaksanakan merupakan metode blended learning yang memadukan metode distance learning (jarak jauh) dengan metode klasikal, namun walaupun dilaksanakan secara blended learning tetap mengedepankan pada experiential learning yang memasukkan pengalaman belajar dari berbagai sumber baik secara mandiri maupun di tempat kerja.

Adapun jumlah peserta PKP angkatan III tahun 2022 berjumlah 37 peserta yang berasal dari Kementerian berjumlah 21 orang, LPNK dan LTN berjumlah 14 orang dan Pemerintah Daerah berjumlah 2 orang.

Skip to content