Menu Close

Persiapkan Pemimpin Perubahan Hadapi Ekonomi Digital, LAN Hadirkan Mendag dalam Ceramah Umum Pelatihan Kepemimpinan.

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi digital akan tumbuh delapan kali lipat dari Rp. 632 triliun menjadi Rp. 4.531 triliun. Dalam hal ini e-commerce akan memerankan peran yang sangat besar, yaitu 34 persen atau setara dengan Rp. 1.908 triliun. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut. Hal ini diungkapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si saat membuka acara Ceramah Umum Menteri Perdagangan RI pada Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, PKN Tingkat II dan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) yang diselenggarakan secara Virtual, pada Jumat (18/2).

Adi Suryanto menambahkan, masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk segera beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah-ubah dan sulit diprediksi, yang ditandai dengan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity). Menyikapi hal tersebut, ASN sebagai motor penggerak birokrasi dituntut  harus selalu dinamis, agile dan mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

“Ada beberapa hal yang menjadi harapan Presiden Joko Widodo kepada birokrasi, antara lain birokrasi yang mampu memberikan dampak yang maksimal terhadap masyarakat, birokrasi yang memiliki daya saing secara global, serta birokrasi yang ramping dan lincah (agile), maka untuk mewujudkan beberapa hal tersebut diperlukan adanya percepatan reformasi birokrasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi serta keberhasilan pembangunan nasional,” ucap Kepala LAN.

Sementara itu dalam ceramah umumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi menyampaikan dari sisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Digital Indonesia, dimana kontribusi ekonomi digital terhadap PDB Indonesia di tahun 2030 mendatang akan mengalami kenaikan 8 kali lipat. Yang semula hanya berkontribusi sebesar 4 persen atau 632 triliun akan menjadi 18 persen atau sebesar 4.531 triliun.

Mendag juga menambahkan, di tahun 2030 mendatang B2B (business-to-business) akan tumbuh dengan besaran 13 persen  atau setara dengan Rp. 763 triliun, health-tech akan menjadi Rp. 471,6 triliun atau 8 persen dari pertumbuhan. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh dari Rp15.400 triliun menjadi Rp24.000 triliun pada tahun 2030.

“Data ini berdasarkan skenario pertumbuhan Indonesia yang sangat tinggi dimana investasi mengalami pertumbuhan sebanyak 7,3 persen, pertumbuhan sektor manufacturing 7,8 persen, pertumbuhan eksport 7,9 persen dan pertanian 3 persen, hal ini akan membawa Indonesia keluar dari Middle Income Trap pada 2034 mendatang dan menjadikan peringkat ke empat PDB Dunia. Indonesia akan mempunyai GDP besar lebih dari 55% daripada GDP digital ASEAN, jumlahnya kira-kira Rp. 323 triliun dan akan tumbuh menjadi Rp. 417 triliun pada tahun 2030,” tambah Mendag.

Mendag mengungkapkan, masih terdapat banyak potensi yang terbuka untuk ekonomi digital, untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut, imbuhnya, terdapat terdapat sejumlah hal yang harus ditingkatkan, antara lain infrastruktur telekomunikasi serta perlindungan konsumen digital.

Mendag mendorong setiap pemimpin perubahan harus agile dan dapat beradaptasi dengan  memanfaatkan perkembangan teknologi gelombang baru seperti teknologi 5G, IoT (internet of things), blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing dalam rangka pengambilan keputusan.

“Kita berharap pada tahun 2045 mendatang, saat indonesia genap berusia 100 tahun kemerdekaan, dapat menjadi negara maju dan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi keempat di dunia” tutup Mendag.

Ceramah umum yang dimoderatori Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dr. Muhammad Taufiq, DEA ini, dihadiri oleh – peserta PKN I Angkatan 5, PKN II di Lan Jakarta, BPSDM PUPR, BPSDM Prov Jatim dan Jateng, PKA di BPSDM Prov Sumut, Kementan, BPKP, NTT, Papua.

Skip to content