Jakarta – Reformasi birokrasi merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek pada penerapan pelayanan prima. Namun pada kenyataannya reformasi birokrasi masih belum memberikan kontribusi maksimal oleh karena itu dibutuhkan kader-kader birokrasi yang mampu memberikan terobosan terhadap percepatan reformasi birokrasi yang tengah bergulir saat ini. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Basseng, M.Ed dalam Upacara Penutupan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil Gelombang IV Angkatan X, XI dan XII Tahun 2021 di Aula Prof. Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN Veteran, Sabtu (27/11)
“Peserta latsar ini merupakan kader-kader baru yang diharapkan mampu memberikan warna baru bagi birokrasi saat ini ke arah yang lebih baik, dengan mengikuti pelatihan dasar, kader ASN ini telah dibekali berbagai kemampuan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya sehingga dapat berkontribusi bagi instansinya” tuturnya.
Basseng menambahkan, sebagai kader birokrasi tugas utamanya adalah memberikan pelayanan publik yang prima sesuai dengan tugas pokok instansi masing-masing, maka untuk menjalani tugas pokok tersebut kita perlu mengetahui serta memahami tantangan-tantangan birokrasi kita saat ini.Terdapat empat tantangan birokrasi yang dihadapi, pertama adalah kecepatan memberikan pelayanan kepada masyarakat, memasuki era Revolusi Industri 4.0 menuntut birokrasi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang serba cepat dengan pemanfaatan teknologi informasi, robotic serta artificial intelligence yang terus berkembang secara pesat.
“Kedua, tantangan bencana alam dan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, menyikapi hal ini birokrasi harus memperhatikan cara kerja agar tidak merusak alam dan tetap melestarikan lingkungan sehingga dapat mewarisi kepada generasi berikutnya. Tantangan ketiga yang juga hampir sama yaitu pandemi Covid-19 yang melanda tidak hanya di tanah air melainkan juga tataran global hal ini membuat birokrasi tetap harus memberikan pelayanan kepada masyarakat meskipun di tengah keterbatasan yang dihadapi,” ungkapnya.
Dan tantangan terakhir adalah indonesia emas 2045 dimana cita-cita bangsa ini menjadi salah satu negara maju yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik, tidak ada pengangguran, angka kemiskinan yang rendah, serta penghasilan masyarakat sejajar dengan negara maju. Tentu hal tersebut tidak dapat instan dapat terwujud dibutuhkan kerja keras dan kerjasama seluruh elemen tidak hanya birokrasi tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
“Melalui serangkaian proses pembelajaran latsar, diharapkan calon-calon PNS ini mampu menghadapi keempat tantangan birokrasi tersebut, sehingga upaya pemerintah untuk menjadi birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) dapat terwujud” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Pusat Pengembangan Kader ASN, Hartoto, Sip., M.Si menyampaikan kegiatan latsar ini diikuti oleh 120 peserta dari 6 instansi yang meliputi Kementerian Sosial, Kementerian Desa dan PDT, Kementerian Koperasi dan UKM, Komisi Pemilihan Umum Papua, KASN dan Bawaslu. Berdasarkan hasil penilaian didapati 3 peserta terbaik dari setiap angkatan yaitu :
Angkatan X :
- Kezia Puti Kaswanda, S.Stat (KASN)
- Dermika RosmauliSirait, S.Psi (Bawaslu)
- Azrul Prayoga, S.Ikom (Kementerian Koperasi & UKM)
Angkatan XI :
- Ramdani, SE (Bawaslu)
- Farida Ariani Rachmawati, S.Psi (KASN)
- Yunita Melinda Putri, SH (Bawaslu)
Angkatan XII
- Daniel Niklaus Sitorus, ST (Kementerian Koperasi & UKM)
- Fanggi MafazaFirsta Nur Alpheratz, SIP (Bawaslu)
- Vianita Lianasari Dini, S.Ak (Kementerian Koperasi & UKM)