Menu Close

Kepala LAN RI : Jadi Pemimpin Harus Visioner dan Pandai Menguasai Masalah

SAMARINDA – Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih lagi saat ini Pemerintah menargetkan World Class Bureaucracy di Tahun 2024, sehingga kreatifitas dan inovasi harus bisa menjadi kata kunci dalam mewujudkannya. Kata-kata inovasi 10 tahun lalu masih menjadi suatu hal yang jarang sekali terdengar. Namun semenjak ada perubahan kurikulum pembelajaran pelatihan kepemimpinan, jumlah inovasi yang dihasilkan meningkat dengan pesat, yang menandakan bahwa ternyata semua mampu untuk melakukannya asalkan diberikan kepercayaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala LAN RI Adi Suryanto saat melepas secara resmi Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXI Tahun 2021 di Auditorium Puslatbang KDOD LAN, Senin (8/11). Adi Suryanto menyampaikan bahwa jika seorang pemimpin ingin membawa perubahan untuk kemajuan sebuah organisasi, maka hal yang harus dilakukan adalah dengan menguasai masalah yang terjadi dalam organisasi. Sekecil apapun masalahnya, menurut Adi harus mampu untuk dikuasai sedetil-detilnya, sehingga bisa memiliki beberapa opsi penyelesaian masalah melalui kreatifitas dan inovasi. “Apalagi saat ini kita bekerja dengan generasi milenial, yang punya segudang kreatifitas. Dan tugas kita adalah memberikan mereka wadah atau kesempatan melalui challenge atau tantangan dalam berinovasi” tukas Adi.

“Selanjutnya, sebagai seorang pemimpin, kita juga harus memahami para stakeholders kita. Kita tidak bisa meminta semua untuk selalu mendukung kita. Kadang ada yang menentang, memberikan perlawanan, sehingga pada saat itulah leadership dibutuhkan. Kita harus bisa untuk merangkul mereka, sehingga suatu saat mereka juga menjadi pendukung kita. Ingat, semakin kompleks situasi yang kita hadapi, maka kita akan semakin tangguh” lanjut Adi lagi.

Menurut Adi, untuk membawa sebuah perubahan tidak dapat serta merta dapat dirasakan hasilnya. Terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama, dan ada pula yang sebentar. Untuk itu sebagai seorang pemimpin, Adi berharap para peserta dapat memiliki sifat visioner, sehingga daya juang dan kesabaran menjadi kunci yang sangat dibutuhkan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Timur H. Hadi Mulyadi dalam sambutannya mengatakan bahwa bersabar dan bersyukur adalah hal yang harus selalu kita tanamkan dalam melakukan pekerjaan kita. “Tidak ada manusia yang sempurna, dan ketidaksempurnaan itulah yang menguji kita untuk terus bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa kita” ujar Hadi. “Untuk itulah, kita harus banyak bersabar dan bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita capai” imbuhnya lagi. Menjadi seorang pemimpin menurut Hadi harus bisa membuat bawahan mengerti roadmap pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, Hadi juga menekankan bahwa ilmu pengetahuan yang dibekali oleh LAN RI merupakan bagian penting dalam membangun SDM yang luar biasa. “Bekerja harus dengan cinta, agar hasilnya juga luar biasa. Dan tentu saja jangan lupakan doa. Seringkali apapun yang kita usahakan di luar kemampuan kita untuk menyelesaikan permasalahan. Jadi, jangan remehkan kekuatan doa, karena doa bisa merubah segalanya, bahkan bisa merubah segala hal yang tidak mungkin menjadi mungkin” jelas Hadi.

Kepala Puslatbang KDOD LAN dalam laporannya menyampaikan bahwa 60 orang peserta yang berasal dari BPKP, KPU, Pemerintah Provinsi serta Kabupaten / Kota di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara, dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan STTPL. Dari hasil penilaian, didapatkan lima orang peserta terbaik yang mendapatkan peringkat pertama sampai dengan kelima, yaitu :
1. Siti Farisyah Yana dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Prov. Kaltim
2. Moch. Fahrudin dari BPKP Prov. Papua Barat
3. Andi Muhammad Ishak dari Sekretariat Daerah Pemprov. Kaltim
4. Peringkat IV : Ahmad Muhammad Saribi dari Bappeda Kab. Kapuas
5. Nani Ulina Kartika Nasution dari BKPP Prov. Sulawesi Tenggara. (ler/ler)

Skip to content