Menu Close

Gelar Webinar Internasional, LAN Akselerasi Pengelolaan Public Human Capital Pasca Pandemi

Jakarta – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak dua tahun terakhir ini, tanpa disadari telah berhasil mengakselerasi perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan termasuk berimplikasi terhadap Human Capital Public-nya yang mampu beradaptasi dan bertransformasi menjadi birokrasi yang lebih Agile. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen Aparatur Sipil Negara Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Agus Sudrajat, MA saat membuka kegiatan International Webinar 2021 yang mengangkat tema “Emergencing Issues and Debate on public Human Capital in Pandemic Era: Indonesia an International Cases”, Selasa (26/10).

“Di masa pandemi Covid-19 mayoritas negara melakukan lockdown, pembatasan pelayanan publik secara tatap muka, hal ini dimaksudkan untuk menekan penyebaran Covid-19, birokrasi dipaksa untuk melakukan transformasi dalam sebuah tatanan normal baru atau new normal, oleh karena itu Public Human Capital menjadi salah satu kunci utama menghadapi disrupsi dan keluar dari krisis ini,” ungkapnya

Agus Sudrajat juga menjelaskan, setiap negara termasuk Indonesia tentu memiliki pendekatan yang berbeda dalam melakukan pengelolaan Public Human Capital di tengah pandemic Covid-19, ada yang telah berhasil keluar dari krisis dan menuju pada kenormalan baru namun ada juga yang masih mencari formula yang tepat untuk keluar dari krisis. Pandemi Covid-19 ini mendorong terjadinya akselerasi perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, setidaknya ada 3 (tiga) faktor pendorong yang mengubah sektor publik atau biasa disebut triple disruption yaitu digital disruption, millennial disruption dan pandemic disruption, ketiga bentuk disrupsi ini tentu saja saling terkait dan terhubung sehingga menimbulkan efek domino (domino effect).

Digital disruption terkait dengan perkembangan teknologi dan informasi, pemanfaatan big data, network, artificial intelligence, borderless country, dunia terhubung tanpa sekat dan tanpa batas, sedangkan millenial disruption terkait perubahan komposisi penduduk sebagai bonus demografi, kedua disrupsi ini telah dapat diprediksi sebelumnya, tetapi lain halnya dengan pandemic disruption yang tidak dapat diprediksi datangnya.” tambahnya

Negara yang terlambat dalam mengantisipasi pandemic disruption akan tertinggal dan mengalami keterlambatan dalam pemulihan (recovery), oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi melalui sharing pengalaman serta praktik terbaik (best practices) dari negara-negara yang telah berhasil bangkit dari pandemi Covid-19, melalui kegiatan Internasional Webinar ini menjadi sarana sharing knowledge terkait langkah strategis yang telah di negara-negara lain tidak hanya saat menghadapi Covid, tetapi juga pasca Covid-19

Sementara itu, Kepala Pusat Inovasi Manajemen Pengembangan Kompetensi ASN LAN, Drs. Seno Hartono, DESS dalam laporannya mengatakan, Seminar Internasional ini diharapkan akan menjadi suplemen, memberikan amunisi tambahan bagi negara-negara di dunia dalam menghadapi pandemi, disrupsi, dan sejenisnya yang terjadi saat ini atau mungkin akan melanda dunia kedepan (tidak terbatas pada covid-19). Memetik pelajaran yang berharga dari pengalaman di berbagai negara dan membangun kesiapan bersama dalam menghadapi krisis, khususnya di tataran global

International Webinar yang merupakan kerjasama LAN dengan Tanoto Foundation ini menghadirkan narasumber Public Sector Development Officer, Senior Professional Level Office of the Public Sector Development Commission Thailand, Sumit Kesawapitak, Dean of Public Policy, O.P Global Jindal University, Prof. Sudarshan Rawasmawy, Centre for Change Governance, Canberra University, Prof. John Halligan, dan Director of Human Resource Development Centre, Special Province of Jakarta. Mochamad Miftahulloh Tamary, S.STP., M.T., M.Sc

Skip to content