Menu Close

Pelatihan Revolusi Mental Harus Menghadirkan Materi yang Afektif untuk Mengubah Mindset Peserta

Jatinangor- Seperti diketahui bahwa gerakan Reformasi Birokrasi telah dilakukan selama puluhan tahun namun belum mendapatkan predikat yang memberikan kinerja pelayanan optimal dimata masyarakat. Atas dasar itu dilakukan gerakan nasional Revolusi Mental yang salah satu tujuannya adalah memacu Reformasi Birokrasi di pemerintahan.

Rabu (29/9) Puslatbang PKASN telah melaksanakan pembukaan Pelatihan Revolusi Mental angkatan ke-II yang diikuti oleh 25 orang peserta. Acara ini dilaksanakan melalui daring dan dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen ASN LAN Dr. Basseng, M.Ed.

Dalam kesempatan tersebut Basseng mengatakan “dalam RPJMN 2020-2024 fokus Revolusi Mental pada pemerintahan tidak hanya pada pelayanan publik semata, tapi juga diarahkan pada budaya birokrasi bersih melayani dan responsif. Atas dasar itulah maka pelatihan ini dilaksanakan, dan agar sekembalinya peserta setelah pelatihan dapat berkontribusi terhadap menguatnya budaya birokrasi bersih melayani dan responsif di lingkungan tempat kerjanya.”

“Menghadirkan budaya seperti itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu terjadi perubahan mindset. Dengan pelatihan Revolusi Mental ini, harapannya fasilitator dapat menghadirkan materi-materi yang afektif, yang dapat men-trigger karakter dan attitude baru yang menopang terwujudnya perubahan mindset peserta. Sehingga menghasilkan perilaku permanen yang berkontribusi terhadap lahirnya budaya birokrasi bersih melayani dan responsif.” Lanjut nya.

Diakhir pidatonya Basseng juga berharap setelah pelatihan ini peserta memiliki kemampuan teknopraktik dalam mewujudkan budaya tersebut. “Pentingnya peranan Teknologi Informasi dalam pelayanan publik merupakan kunci dari penguatan budaya birokrasi. Karena dengan Teknologi Informasi segala sesuatu nya menjadi transparan, semua menjadi jelas, standar, prosedur, dan lainnya. Dengan demikian tidak ada lagi ruang yang bertentangan dengan anti korupsi. Dengan TI juga semua pelayanan menjadi otomatis karena dilakukan melalui sistem digital/Artificial Inteligent, dan pelayanan akan semakin responsif.” Tutup nya. (Humas)

Skip to content