Menu Close

Ciptakan SDM Unggul melalui Ekosistem Talenta Nasional, PKN Tingkat I Angkatan XLVIII Serahkan Policy Brief kepada Menko PMK

Jakarta – Pemerintah tengah membangun ekosistem pembinaan talenta yang diwujudkan dalam manajemen talenta nasional. Hal ini sejalan dengan pidato Presiden Joko Widodo untuk memberikan prioritas kepada pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pengelolaan talenta-talenta hebat yang dapat membawa bangsa ini bersaing dalam tataran global. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN, Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, MA dalam kegiatan penyerahan Policy Brief peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan XLVIII kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Selasa (13/7). 

Dalam acara yang diselenggarakan secara virtual ini, Tri Widodo menyampaikan tujuan daripada manajemen talenta nasional adalah bagaimana kita memiliki sumber atau talent-talent terbaik Indonesia yang bekerja di instansi pemerintahan untuk dapat mendorong percepatan pembangunan nasional.

“Bangsa kita memiliki mimpi besar untuk mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045 mendatang. Diharapkan pada tahun tersebut Indonesia telah sejajar dengan negara-negara maju lainnya yang ditandai dengan pendapatan per kapita dan daya saing yang tinggi serta karakter kepribadian bangsa yang kuat. Namun adanya pandemi Covid-19 ini menjadi sebuah ancaman dalam mewujudkan mimpi tersebut, oleh karena itu peserta PKN Tingkat I Angkatan XLVIII ini merekomendasikan sebuah rekomendasi kebijakan yang berupa policy brief dengan mengangkat tema “Ekosistem Talenta Nasional menciptakan SDM unggul dan berkarakter kebangsaan untuk Indonesia Emas 2045”, jelasnya.

Tri Widodo juga menambahkan, dalam policy brief ini, peserta mengaitkan antara tema pembelajaran PKN Tingkat I angkatan XLVIII dengan arahan presiden terkait dengan pembangunan SDM melalui manajemen talenta nasional, selain itu guna menyelaraskan pembangunan sistem talenta nasional dengan karakter bangsa.

“Selain itu,  policy brief yang disusun oleh 35 peserta PKN Tingkat I juga merupakan salah satu bentuk akuntabilitas yang tidak hanya bertujuan sebagai syarat kelulusan tetapi juga wujud kontribusi peserta sebagai agen perubahan dalam merumuskan rekomendasi kebijakan yang harapannya dapat diadopsi serta menjadi agenda kebijakan yang akan datang,” tuturnya.

Sekretaris Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang juga merupakan salah satu peserta PKN Tingkat I Angkatan XLVIII, Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si memaparkan bahwa 5 (lima) komponen utama dalam ekosistem talenta nasional adalah penelitian dan inovasi (Research and Innovation), ekosistem kompetensi (Competence Ecosystem) serta mentalitas dan karakter, post talent serta infrastruktur digital (Big Data).

Maka langkah strategis yang dapat kita lakukan pertama ialah kolaborasi unsur pemerintah, swasta, masyarakat serta lembaga pendidikan melalui konsensus nasional, kemudian melakukan penyederhanaan regulasi melalui omnibus law, dan terakhir melibatkan pendanaan di luar APBN atau endowment fund.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), yang diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA, mengapresiasi upaya peserta PKN Tingkat I Angkatan XLVIII dalam menyusun policy brief yang mengangkat tema ekosistem manajemen talenta nasional, hal ini sejalan dengan pemerintah yang juga tengah berkonsentrasi dalam membangun sdm unggul melalui 3 (tiga) aspek penelitian (research), seni dan olahraga.

“Melalui  riset dan inovasi, pemerintah menargetkan peningkatan rasio sumber daya manusia per satu juta penduduk yang mendapatkan pengakuan dari dunia internasional di bidang tersebut, bidang lainnya ialah seni dan budaya, sudah banyak karya dan tokoh bangsa yang memiliki pengakuan internasional dan berhasil mengharumkan nama bangsa dan terakhir ialah olahraga, dengan melahirkan olahragawan yang dapat berprestasi di tingkat internasional.” jelasnya

Agus Sartono juga menambahkan bahwa kondisi angkatan kerja saat ini masih didominasi dengan pendidikan yang rendah, maka ujung tombak dari manajemen talenta nasional ialah pendidikan yang mampu membangun karakter manusia dan habit sejak kecil. Oleh karena itu pembangunan SDM dimulai dari 1000 hari kehidupan anak yang didukung dengan gizi dan makanan yang sehat untuk mencegah stunting, selanjutnya pembangunan karakter dimulai dari pendidikan usia dini untuk menciptakan kebiasaan atau habituasi yang baik, dan terakhir adalah peran serta orang tua dan pendidikan formal yang berkualitas sampai dengan perguruan tinggi.

“Manajemen talenta nasional ini disebutnya telah siap serta rencana peraturan presiden yang juga sudah disiapkan, policy brief ini juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk melengkapi grand design manajemen talenta nasional,” tutupnya

Skip to content