Menu Close

Ciptakan Pemimpin yang Agile Hadapi Situasi Paradoks

Jakarta – Saat ini kita tengah dihadapkan pada situasi yang paradoks, kondisi dimana dalam satu sisi kita harus menghadapi tantangan perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang semakin pesat dengan pemanfaatan Internet of Things (IoT) serta Artificial Intelligence (AI) yang mendorong kita untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Namun di sisi yang lain kita juga tengah dilanda pandemi Covid-19 yang memaksa kita membatasi segala aktifitas termasuk penyelenggaraan birokrasi. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr. Basseng, M.Ed pada Upacara Pelepasan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan III Tahun 2021 yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (2/7)

“Dalam penyelenggaraan birokrasi di era pandemi kita dituntut untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat, tetapi kita juga tetapi hal yang tak kalah penting juga tetap mengedepankan protokol kesehatan. Disinilah peran seorang pemimpin yang Agile, mampu melihat situasi dan permasalahan dengan cermat, dan mengambil keputusan dengan cepat dan presisi sehingga birokrasi mampu bertahan dan tetap berkontribusi memberikan kemajuan bangsa” tegasnya.

Basseng menambahkan, semua peserta telah menempuh 17 minggu pembelajaran dan telah masuk dalam komunitas pembelajar (learning community). Peserta PKN Tingkat II juga telah dibekali dengan kompetensi kepemimpinan stratejik yang mampu menetapkan strategi kebijakan  serta memimpin pembaharuan-pembaharuan di instansinya masing masing.

“Saudara telah membuktikan bahwa dalam situasi pandemi saat ini, saudara masih mampu menciptakan proyek perubahan di instansi saudara, maka saya tekankan implementasinya tidak hanya berhenti setelah pelatihan ini berakhir, namun perlu keberlanjutan yang secara simultan dibuktikan dengan keberhasilan saudara memimpin perubahan tersebut” jelasnya

Basseng menegaskan, jangan sampai terjebak dalam success to failure syndrome, kesuksesan yang menyebabkan sebuah kegagalan. Hal tersebut dikarenakan euphoria berlebihan karena dianggap telah berhasil membuat perubahan sehingga lupa bahwa masih memiliki pekerjaan yang belum selesai dan masih banyak perbaikan-perbaikan.

“Maka saya kita perlu melanjutkan komitmen bersama untuk terus melakukan perubahan dalam jangka menengah dan jangka panjang sehingga tujuan utama kita dapat tercapai dalam mewujudkan birokrasi yang berkelas dunia (world class Bureaucracy).” tutupnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial ASN, Erfi Muthmainah, SS., MA dalam laporannya mengungkapkan, peserta PKN tingkat II angkatan III ini telah melakukan visitasi 4 lokus yaitu Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kabupaten Bojonegoro dan Propinsi DKI Jakarta dan telah menyusun policy brief dengan tema  “Membangun Kompetensi SDM Menuju Smart Government”.

Dalam PKN tingkat II angkatan III ini telah ditetapkan 5 peserta terbaik antara lain :

1.   Dr. Rer. Nat. Sumaryo no, M.Sc (Badan Informasi Geospasial)

2.   Yuke Sri Rahayu, S.Sos, MA (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

3.   Dr. Drs. Mulyadin Malik, M.Si (Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal)

4.   Dr. Furcony Putri Syakura, S.H., M.H., M.Kn (Sekretariat Jenderal DPR RI)

5.   Dr. Ir. Tienneke Adam, M.Si. (Provinsi Sulawesi Utara)

Skip to content