Menu Close

Tutup Tahun 2020, LAN Gelar Webinar “Kepemimpinan di Tengah Krisis”

Samarinda – Seorang pemimpin dapat belajar dari salah satu filosofi burung Elang yaitu mempunyai pandangan yang sangat tajam. Kemampuan Elang ini bermakna untuk selalu fokus dalam menjalankan kehidupan dan pada tujuan-tujuan yang ingin kita capai dengan mengerahkan segala kemampuan terbaik kita. Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Tri Widodo, MA, pada  acara Webinar “Kepemimpinan di Tengah Krisis”, yang diselenggarakan Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD) secara virtual, Rabu (30/12).

Lebih lanjut Tri Widodo menambahkan bahwa burung Elang suka mencari angin badai disaat hewan lain justru menghindari terjangan badai. Hal ini diibaratkan seorang pemimpin di tengah krisis seharusnya mampu berkawan dengan masalah. Selain bersikap tenang dalam menghadapi masalah, seorang pemimpin harus mampu menggali potensi positif dibalik suatu masalah.

“Krisis merupakan sebuah peristiwa yang tidak kita inginkan, dengan skala besar dan cepat sehingga peristiwa itu akan menghasilkan sebuah ketidakpastian/uncertainty yang tinggi sehingga menimbulkan disorientasi. Hanya dalam kondisi krisis seorang pemimpin akan lahir, dengan krisis tersebut seorang pemimpin diuji”, terangnya.

Seorang pemimpin yang hebat sangat dibutuhkan saat krisis. Namun, pemimpin yang lemah juga bisa memicu sebuah krisis. Yang dibutuhkan pemimpin pada masa krisis adalah bukan hanya pada perencanaan, yang pertama harus menunjukkan perilaku tetap dan mindset (mencegah bereaksi berlebihan (overreacting) dan dapat menuntun menuju kondisi yang lebih tenang. Dalam kondisi krisis menurut McKinsey sesuai apa yang disampaikan Tri Widodo bahwa seorang pemimpin perlu berhenti sejenak untuk menilai, mengantisipasi, lalu bertindak. Menunjukkan empati dan berkomunikasi secara efektif juga tindakan yang penting dalam rangka mengatasi tragedi kemanusiaan sebagai prioritas pertama dan secara efektif mempertahankan transparansi.

“Bukan krisis yang membuat seseorang menjadi pemimpin hebat, atau sebaliknya menjadikan pemimpin yang lemah. Namun, pemimpin itu sendirilah yang membuat dirinya menjadi hebat. Seorang pemimpin harus selalu siap dan terbiasa menghadapi krisis. Krisis adalah bagian dari kompetensi seorang pemimpin, bukan kompetensi musiman (seasonal competency). Oleh sebab itu seorang pemimpin yang baik juga harus dapat menciptakan stabilitas dengan memahami secara benar situasi/kondisi yang ada, tetap menjaga komitmen, dan tetap tenang dalam bertindak”, tutupnya. 

Acara Webinar ini dimoderatori secara langsung oleh Kepala Puslatbang KDOD LAN, Dr. Mariman Darto, SE, M.Si, dan diikuti oleh sebanyak 190 peserta, baik dari kalangan ASN maupun umum. (Humas)

Skip to content