Menu Close

Bangun Jiwa Wirausaha, LAN Sentuh Desa Melalui Inovasi Village Preneurship

Jakarta – Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berbasis kepada potensi desa akan memiliki dampak bagi peningkatan perekonomian apabila fasilitasi yang dilakukan dikelola dengan baik dan dilaksanakan berkelanjutan. Namun sayangnya fasilitasi yang dilakukan oleh pemerintah (pusat maupun daerah) terkadang masih bersifat parsial. Tidak jarang Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah melakukan fasilitasi yang sama di satu tempat, sehingga  terjadi pengulangan. Berdasarkan hal tersebut Lembaga Administrasi Negara (LAN) berinisiatif membuat inovasi Village Preneurship yang bertujuan membangun kolaborasi antar stakeholders dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa serta mendorong kreativitas masyarakat. Hal tersebut disampaikan Kepala LAN, Dr. Adi Suryanto, M.Si. saat presentasi pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) untuk menuju Top 45 secara virtual di hadapan Tim Panel Independen, Kamis (2/7).

“Inovasi ini merupakan upaya dalam rangka mengikis ego sektoral sebagaimana mandat atau arahan Presiden Joko Widodo bahwa kita tidak boleh lagi mengedepankan ego institusi dan ego daerah untuk melakukan kerja tim secara bersama-sama”, tambah Adi Suryanto.

Adi Suryanto juga menyampaikan, LAN telah melakukan fasilitasi di dua desa di Kabupaten Purwakarta untuk melakukan village preneurship dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu: IdeaProduct, dan Market (IPM). Kita tidak bisa mengembangkan produk kalau tidak memiliki ide yang cocok dan tidak bisa melakukan marketing kalau tidak punya produk. Untuk itu maka, IPM ini merupakan tahapan penting bagi dalam men-deliver proses inovasi di Kabupaten Purwakarta.

“Desa Pesanggrahan dan Desa Sukamulya adalah dua desa yang unik, karena bukan desa yang berstatus mandiri, tetapi bukan yang berstatus tertinggal juga. Dalam kegiatan ini yang paling penting adalah bagaimana  membangun komitmen  Pemerintah Kabupaten Purwakarta dengan beberapa stakeholder di Pemerintah Pusat dan juga kawan-kawan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang bisa memfasilitasi untuk bersama-sama bergerak. Selain itu, LAN juga melakukan pendekatan secara langsung kepada para aparat Desa tersebut, ajak berbicara dari hati ke hati. Hasilnya kami mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat sehingga pelan-pelan kami mencoba merubah mindset mereka bahwa apapun yang kita mimpikan dapat terwujud jika disertai dengan kemauan kuat. Secara singkat, langkah pertama yang kami lakukan adalah memetakan potensi desa, mengusulkan ide usaha dan juga merencanakan usaha. Selanjutnya yang kedua kami selenggarakan workshop untuk mengembangkan produk-produk unggulan tadi. Kami mengajak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Purwakarta, dan narasumber dari Yogyakarta untuk sharing pengetahuan dan pengalaman suksesnya”, ungkap Adi Suryanto.

Lebih lanjut, Adi Suryanto mengatakan, pada tahap ketiga kegiatan ini LAN memberikan pelatihan untuk memasarkan produk mereka mulai dari packaging, branding, dan menjual produk mereka, baik melalui media sosial BUMDES, e-commerce, maupun marketplace. Selanjutnya, evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak kegiatan tersebut. Salah satu contohnya adalah olahan gula yang diolah menjadi gula semut dapat dijual dengan harga Rp. 40.000 yang sebelumnya hanya dapat dijual dengan harga Rp. 18.000. Hal ini merupakan nilai tambah yang luar biasa bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan potensi dan peluang lapangan pekerjaan bagi para ibu rumah tangga, pemuda desa, dan komponen masyarakat lainnya.  Yang paling penting selanjutnya adalah bagaimana inovasi ini telah menumbuhkan jiwa wirausaha baru. Banyak usaha-usaha baru yang muncul dengan mereplikasi cara-cara kami dalam mengembangkan usaha. Bahkan dari Deputi Jasa Ilmiah LIPI, Tanoto Foundation, dan ASTRA sudah memberikan komitmen untuk bergabung dalam program ini.

“Peran LAN adalah bagaimana membangun mindset masyarakat dan mengkolaborasikan kompetensi-kompetensi yang tersebar di banyak institusi melalui pendekatan inovasi kolaboratif ini. Kita percaya dengan semangat kebersamaan dan gotong royong kita bisa bersatu membangun Desa, tutup Adi Suryanto.

Pada kesempatan tersebut salah satu tim panel independen Prof. Dr. Siti Zuhro, M.A. yang peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI menyampaikan dukungannya atas inovasi yang dilakukan oleh LAN. Karena nantinya inovasi ini bisa membangun smart ekonomi di desa. 

“Saya setuju ada gerakan membangun Indonesia dari desa, jadi kalau LAN bisa membumikan itu sangat luar biasa. Bukan secara fisik, tetapi nuansa kolaboratif dan sinergis antara stakeholders, masyarakat dan juga pemerintah desa itu yang ditonjolkan. Nantinya untuk membangun masyarakat unggul level desa perlu dibangun roadmapnya, untuk bisa nanti digerakkan ke seluruh Indonesia.” ungkap Siti Zuhro

Sebagai tambahan informasi, dari 2250 proposal inovasi yang lolos seleksi administrasi, inovasi Village Preneurship “Sinergi Antar Stakeholders dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa” yang digagas Pusat Inovasi Administrasi Negara LAN terpilih menjadi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik pada KIPP Tahun 2020. Acara ini turut dihadiri oleh Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Administrasi Negara LAN, Dr. Tri Widodo, MA, Sekretaris Utama LAN, Dra. Reni Suzana, MPPM., dan Kepala Pusat Inovasi Administrasi Negara Dra. Isti Heriani, MBA.(humas)

Skip to content