Jakarta – Pemanfaatan teknologi digital, internet of things, robot dan otomatisasi, serta Artificial Intelligence (AI) tidak saja mendorong disrupsi besar besaran di dunia industry tetapi juga di sektor publik Dalam kondisi yang demikian, kita masih berhadapan dengan adanya kondisi yang miris. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa hingga akhir 2022, penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 77,02%. Ini berarti masih ada sekitar 22,98% penduduk yang belum memiliki akses internet, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Disamping itu, beberapa waktu yang lalu Indonesia digegerkan dengan bobolnya Data Pemerintah oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Hal ini membuktikan concern dan kerangka tata kelola digital kedepan perlu diakselerasi.
Hal ini disampaikan Plt. Kepala Lembaga Administrasi Negara, Dr. Muhammad Taufiq, DEA saat memberikan sambutan dan orasi ilmiah pada Wisuda ke- 6 Program Sarjana Terapan, Ke- 7 Program Magister Terapan Dan Ke-3 Program Doktor Terapan Politeknik STIA LAN Jakarta yang mengambil tema “Pemimpin Digital Masa Depan Menuju Indonesia Emas 2045”di Jakarta pada hari Sabtu (3/8).
Kebijakan yang berpihak pada proses transformasi digital tidaklah cukup, hal ini perlu didukung dengan transformasi SDM, budaya digital (digital culture), pola pikir digital (digital mindset) dan tata kelola digital (digital governance) yang matang. “Ke depan, transformasi SDM melalui budaya digital (digital culture), pola pikir digital (digital mindset) dan tata kelola digital (digital governance) menjadi perhatian utama pembangunan bangsa,”jelas Muhammad Taufiq. Saat ini, undang-undang Nomor 20 tahun 2023 tentang ASN mewajibkan ASN belajar melalui pembelajaran terintegrasi atau Corpu dimana setiap pimpinan harus mendorong motivasi ASN untuk memgembangkan diri. Pembelajaran terintegrasi juga dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu belajar dengan ASN lain atau stakeholder non-ASN. Kebijakan ini harus dimanfaatkan oleh para pemimpin digital dalam mendukung percepatan transformasi digital.
“Lembaga Administrasi Negara, melalui Politeknik STIA LAN Jakarta, memiliki concern serius untuk mencetak pemimpin digital masa depan. Poltek telah berjibaku mencetak lulusan yang memiliki kemampuan Digital Leadership. Lulusan Poltek diharapkan akan menjadi prime mover di era digital ini. Tidak ada lulusan Poltek yang tidak cakap memanfaatkan AI. Tidak ada lulusan Poltek yang tidak melek digital. Poltek serta kerangka pelatihan di LAN mengembangkan model agile learning yang memiliki 4 pilar yaitu : desain program, transformasi peran trainer, pemberdayaan teknologi dan kerangka manajemen mutu,” tegas Muhammaf Taufiq.
Muhammad Taufiq mengharapkan lulusan Poltek akan bergabung, berjejaring, dan berkembang bersama dengan para alumni pelatihan di LAN. Semua akan bersinergi membangun ekosistem yang mengakselerasi tata kelola digital yang baik di Indonesia.
Sementara itu Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA. melaporkan bahwa Transformasi kelembagaan Politeknik STIA LAN Jakarta telah dimulai sejak tahun 2020. Namun pengembangan program pendidikan terapan telah dimulai sejak 2017 melalui pengembangan program pendidikan Sarjana Terapan, Magister Terapan dan Doktor Terapan. Politeknik STIA LAN Jakarta senantiasa berupaya untuk melakukan pembenahan kualitas layanan bagi seluruh sivitas akademika. ”Kami optimis untuk terus meningkatkan mutu akreditasi Program Studi. Insya Allah, pada tahun 2024, berbekal kerja keras dan komitmen kita bersama, Program Studi Sarjana Terapan dapat memperoleh hasil akreditasi dengan predikat “Unggul”, tegas Nurliah. Politeknik STIA LAN Jakarta telah berhasil mencetak 23.567 alumni tersebar di seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah. Hari ini, di tahun ke-63 institusi pendidikan ini berdiri, Politeknik STIA LAN Jakarta telah menyelenggarakan lebih dari 58 kali wisuda, dan untuk kedua kalinya tahun ini dapat meluluskan mahasiswa Doktor Terapan APN yang merupakan doktor terapan administrasi publik yang pertama di Indonesia.
“Dengan penuh kebanggaan, kami ucapkan selamat kepada wisudawan/wisudawati pada Wisuda Sarjana Terapan Angkatan ke-6, Magister Terapan Angkatan ke-7, Doktor Terapan Angkatan ke-3 atas prestasi yang diraih”, kata Nurliah.
Suatu capaian yang perlu disyukuri karena tentu perjalanan sampai pada titik ini tidaklah mudah. Terlebih, jumlah masyarakat Indonesia yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi masih minim.