Jakarta – Organisasi birokrasi menghadapi tantangan perubahan yang terus menerus. Transformasi digital saat ini terus bergulir, membutuhkan perubahan pola kerja pada organisasi birokrasi. Cara-cara kerja yang terlalu mekanistik, akan membuat birokrasi tidak dapat bertransformasi sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang berkembang. Untuk itu saat ini pemimpin harus kontekstual, sehingga birokrasi yang adaptif dapat terwujud. Hasil survei implementasi core values ASN BerAKHLAK menunjukkan bahwa nilai terendah ada pada unsur adaptif. Ini merupakan tanggung jawab bersama bagaimana agar birokrasi ini mampu menjadi adaptif. Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala LAN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXI Tahun 2024 di Graha Makarti Bhakti Nagari, Kampus ASN Corporate University, Pejompongan (7/11).
Lebih lanjut Muhammad Taufiq mengungkapkan bahwa dari hasil survei tersebut, hal-hal yang menjadi kendala dalam implementasi nilai adaptif diantaranya adalah persepsi atas masih otoriternya sebuah organisasi birokrasi dijalankan, dan kepemimpinan yang tidak efektif. “Oleh karena itu, mari sekarang kita tinggalkan pola pikir bahwa pemimpin itu ‘Jagoan’, merasa yang paling pintar, paling kuasa, atau paling hebat. Tim kerja yang solid justru akan membuat kinerja organisasi itu menjadi baik” tambahnya.
Pada kesempatan itu Muhammad Taufiq juga menyampaikan akan pentingnya membangun engagement pegawai pada organisasi. Menurutnya dengan engagement yang tinggi, maka seluruh pegawai akan berkomitmen penuh akan pencapaian organisasi. Dengan meminimalisir pola kerja transaksional, pegawai akan memiliki keterlibatan yang tinggi dan mencurahkan kinerja terbaiknya bagi organisasi.
Sejalan dengan hal tersebut dalam dalam laporannya Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial Aparatur Sipil Negara LAN, Giri Saptoaji menyampaikan melalui PKN Tingkat II diharapkan peserta dapat mengembangkan kompetensi kepemimpinan strategis berupa kompetensi manajerial pada Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.
PKN Tingkat II Angkatan XXI diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari Kementerian, LPNK, Sekretariat Lembaga Negara, dan Pemerintah Daerah. Sedangkan tema pelatihan yang diusung pada PKN Tingkat II Angkatan XXI adalah “Inovasi Percepatan Ketahanan Nasional”. Metode pelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini adalah Blended Learning, yang memadukan antara klasikal dan non klasikal dengan mengedepankan experiential learning.