Menu Close

Dorong Peningkatan Investasi Hindari Ancaman Middle Income Trap, LAN Lepas Peserta PKN Tingkat II Pola Khusus Kerjasama BKPM

Jakarta – Berdasarkan Rencana Pemerintah Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2045 mendatang Indonesia diprediksi akan menjadi negara sejahtera yang disetarakan dengan negara maju dengan pendapatan perkapita masyarakat mencapai USD 33.000. Keberhasilan ini didasarkan pada tolok ukur di tahun 2030 dimana indonesia tengah mengalami fase bonus demografi dengan pendapatan per kapita masyarakat sebesar USD 15.000. Namun, target tersebut tidak tercapai maka selamanya Indonesia akan terjebak pada Middle Income Trap. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Basseng, M.Ed saat memberikan sambutan pada Pelepasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXXV Tahun 2023 pola khusus kerjasama antara Kementerian Investasi/BKPM dengan LAN, di Graha Makarti Bhakti Nagari, ASN Corporate University, Jakarta, Jumat (22/12).

 

“Tentu saja, hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah, salah satunya Kementerian Investasi/BKPM dalam menyusun strategi dan terobosan baru untuk meningkatkan investasi di berbagai sektor sehingga tidak hanya mampu mencapai 17 persen melainkan dapat terus ditingkatkan lagi,” ujarnya.

 

Lebih jauh, Basseng menjelaskan, dalam konteks investasi, setiap negara tentunya memiliki strategi sehingga mampu berkompetisi secara global dengan negara lain. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah dalam meningkatkan investasi dalam negeri. Pertama, sumber daya alam atau sektor primer, dalam hal ini indonesia memiliki sumber daya alam terutama di bidang tambang yang cukup banyak dan dapat dimaksimalkan untuk kepentingan masyarakat, oleh karena itu, dibutuhkan link and match antara penyediaan SDM dengan kebutuhan hilirisasi tambang.

 

“Hal kedua yang perlu dilakukan pemerintah dalam meningkatkan investasi, selanjutnya  adalah sektor sekunder atau bidang industri dan perdagangan, dan sektor ketiga adalah tersier atau bidang jasa. Selama ini indonesia baru berupaya meningkatkan jasa pariwisata, ke depannya diharapkan dapat terus berkembang jasa di bidang pendidikan, kesehatan dan jasa lainnya.” tambahnya.

 

Basseng berharap, kompetensi yang telah didapat peserta selama proses pelatihan kepemimpinan nasional tidak berhenti setelah penyelenggaraan pelatihan ini berakhir melainkan terus berlanjut dan dapat dikembangkan dalam permanent system di setiap instansi, sehingga dapat memberikan dampak bagi masyarakat secara luas. Diharapkan, peserta terus meningkatkan terobosan dan cara yang lebih inovatif terutama dalam meningkatkan investasi dalam negeri sehingga mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045 mendatang.

 

Sementara itu, Sekretaris Menteri Investasi dan BKPM, Lukman Ikmal memberikan apresiasi kepada LAN yang telah memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dalam melaksanakan PKN Tingkat II pola khusus yang berbasis pada konteks investasi. Outcome dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai investasi nasional dan mampu berkontribusi terhadap pembangunan dan penyerapan tenaga kerja di tanah air.

 

Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial ASN, Dr. Giri Saptoaji, S.S., M.A. menyampaikan, Tema PKN Tingkat II Angkatan XXXV Tahun 2023 pola khusus  ini adalah “Strategi Peningkatan Investasi Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, dan peserta telah menghasilkan  laporan  implementasi proyek perubahan yang merupakan aktualisasi kompetensi peserta sebagai pemimpin perubahan di instansinya.

 

Berikut 5 peserta terbaik:

  1. Sri Endang Novitasari, S.E., M.M. –  Kementerian Investasi/BKPM
  2. Dendy Apriandi, S.T –  Kementerian Investasi/BKPM
  3. Linda Restaningrum, SE., M.I.Kom. – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
  4. Anna Nurbani, S.E – Kementerian Investasi/BKPM
  5. Deny Junanto, S.E., M.P.P., Ph.D. – LAN
Skip to content