Menu Close

Dorong Perbaikan Kualitas Pelatihan Kepemimpinan, Serangkaian Kebijakan Baru Menjadi Landasan untuk Bergerak Menuju Perubahan

Jakarta – Di tengah globalisasi dan masyarakat yang menuntut inovasi transformasi, organisasi tidak dapat menggunakan cara pengendalian yang otokratis dan hierarkis tetapi dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuan belajar setiap individu dalam mengenali masalah yang dihadapi dan mencari terobosan inovasi. Berangkat dari hal tersebut, maka Lembaga Administrasi Negara (LAN) bekerja sama dengan Tanoto Foundation berupaya menangkap kesiapan lembaga-lembaga pelatihan pemerintah dalam merespons kebijakan pelatihan yang baru. Kolaborasi yang telah berjalan dengan baik sepanjang tahun ini difokuskan pada berbagai upaya perbaikan kebijakan pelatihan kepemimpinan beserta pengembangannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar talenta-talenta organisasi menjadi semakin kuat dan meningkatkan performa Lembaga pelatihan, serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala LAN, Dr. Adi Suryanto, M.Si pada saat menyampaikan pidato kunci pada Ekspose Laporan Gap Analysis Lembaga Pelatihan, Pengembangan Pelatihan Kepemimpinan dan Sistem Mutu Pelatihan, serta Evaluasi Pasca Pelatihan, di Ruang Kelas A-B, Kantor LAN Jalan Veteran Nomor 10 Jakarta Pusat, Kamis (30/11).

“Kebijakan pelatihan baru berbasis pada blended learning yang mengkombinasikan pembelajaran mandiri, pelatihan klasikal, dan e-learning. Kolaborasi juga dilakukan dalam kegiatan pengembangan pelatihan kepemimpinan dan sistem mutu pelatihan berbasis standar internasional untuk mewujudkan pelatihan berdampak,” jelasnya.

Di samping itu, pada tahun ini untuk pertama kalinya LAN melaksanakan kegiatan yang merupakan prioritas nasional berupa Evaluasi Pasca Pelatihan ASN secara menyeluruh yang diselenggarakan oleh seluruh unit kerja yang menyelenggarakan pelatihan di lingkungan LAN. Dalam evaluasi pasca pelatihan, untuk pertama kalinya juga diukur sejauh mana nilai estimasi valuasi ekonomi peserta pelatihan terhadap investasi peserta yang mengikuti pelatihan dimaksud.

“Hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana nilai investasi pemerintah dalam mengembangkan kompetensi ASN-nya berdampak terhadap efisiensi pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Eddy Henry, Head of Policy and Advocacy Tanoto Foundation juga memaparkan bahwa kegiatan survei yang melibatkan 183 lembaga penyelenggara pelatihan kepemimpinan ini bertujuan untuk kesenjangan dari proses pelatihan dan pembelajaran ASN dengan kebutuhan situasi saat ini. Selain itu, survei ini juga dilakukan untuk mencari rekomendasi arah pengembangan kompetensi ASN yang sesuai dengan kondisi saat ini.

“Tanoto Foundation berkomitmen mendukung peningkatan kapasitas ASN untuk melakukan perubahan dengan melahirkan talenta-talenta terbaik menjadi pemimpin masa depan di Indonesia. Saya harap pada kesempatan kali ini kita dapat mendiskusikan transformasi kebijakan pelatihan kepemimpinan menuju penguatan talenta organisasi,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan tersebut hadir Kepala Pusat Pembinaan dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN Dr. Tr. Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm yang menyampaikan ekspose Laporan Gap Analysis Lembaga Pelatihan, Pengembangan Pelatihan Kepemimpinan dan Sistem Mutu Pelatihan, serta Evaluasi Pasca Pelatihan. Sementara itu hadir sebagai pembahas secara daring Lead Advisor Public Sector Reform Prospera, Roksana Khan dan juga hadir secara luring Direktur PT ARA Indonesia, Dr. Yosefini Rasyanti Munthe, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN, Kementerian Kesehatan, Dwi Meilani, SKM, MKM. Acara Widyaiswara Ahli Madya LAN yang disiarkan langsung melalui youtube Lembaga Administrasi Negara RI ini dimoderatori oleh Dra. Idha Saftawaty, M.Ed Mgmt. (humas)

Skip to content