Menu Close

Optimalkan potensi Berpikir kritis dan Inovatif di Kalangan ASN, LAN Kembali Selenggarakan Webinar ASN Talent Academy.

Jakarta – Menghadapi tantangan VUCA (Volatility, Uncertainly, Complexity and Ambiguity) serta BANI (Brittle, Anxiety, Non-linear and incomprehensible) yang memberikan dampak pada segala aspek kehidupan masyarakat ini mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai penyelenggara pemerintahan  untuk dapat memiliki  kemampuan untuk beradaptasi dan berpikir kritis dan kreatif untuk menciptakan inovasi-inovasi baru guna meningkatkan pelayanan publik. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr. Basseng, M.Ed saat memberikan sambutan dalam kegiatan Webinar seri III, ASN Talent Academy yang mengangkat tema “Berpikir Kritis dan Kreatif”, Senin (10/10).

Basseng menjelaskan, sebagai manusia kita telah dibekali oleh Tuhan kemampuan berpikir dan akal sehat untuk dapat menghasilkan gagasan dan ide kreatif, namun berdasarkan penelitian, manusia hanya mampu mengelola sebagian kecil fungsi otaknya. Oleh karena itu, menurutnya sebagai ASN kita harus mampu mengoptimalkan fungsi otak untuk menghasilkan gagasan dan ide kreatif untuk pembangunan bangsa di masa yang akan datang.

“Masih banyak potensi yang ada di dalam otak kita yang belum digarap dengan baik, maka melalui pelatihan ini memiliki makna strategis untuk  memberikan kompetensi bagi kita semua para ASN untuk mampu mengelola otak kita untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan publik yang berkualitas” tuturnya.

Sementara itu, Steering Committee GNIK, Dr. Wustari L. Mangundjaya yang hadir sebagai narasumber kegiatan ini menjelaskan makna berpikir kritis yang merupakan kata dari Bahasa Yunani yaitu Criticos yang berarti membedakan, maka seorang yang kritis harus dapat membedakan dan memilah-milah informasi yang diterimanya, kemudian ditelaah dan dianalisis dalam rangka mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.

“Inti dari berpikir kritis sendiri adalah tidak langsung menerima atau menolak informasi atau berita yang diyakini oleh sebagian besar orang, serta dapat menerima pandangan orang lain maupun kelompok minoritas” ungkapnya.

Ia menyadari untuk berpikir kritis di kalangan ASN memiliki hambatan antara lain kebiasaan dalam merespon sesuatu secara negatif, adanya pengaruh atau intervensi dari orang sekitar yang cenderung membawa efek buruk terhadap diri sendiri, serta adanya kesesatan berpikir.

“Saya berharap melalui pelatihan ini dapat memberi bekal bagi para aparatur negara untuk mampu berpikir kritis (critical thinking) untuk dapat menangkap secara jelas permasalahan public dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut melalui ide dan inovasi baru,” tutupnya.

Pelatihan ASN Talent Academy ini merupakan kerjasama antara Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) yang mendatangkan narasumber-narasumber berpengalaman yang berasal dari sektor swasta (private sector) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi generasi milenial ASN untuk mampu menghadapi tantangan global serta meningkatkan pelayanan publik. Acara ini dimoderatori oleh Widyaiswara Ahli Muda LAN, Astri Febriani, S.Sos MPA dan dihadiri oleh seluruh ASN baik di instansi pusat maupun instansi daerah.

Skip to content