Menu Close

Kepala LAN Tekankan Pentingnya Lesson Learned dalam Proses Pembelajaran PKN Tingkat II

Jawa Tengah – Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah mengandung makna bahwasanya dalam hidup ini dibutuhkan bekal pengalaman dalam menjalaninya. Hal ini juga berlaku bagi seorang pemimpin yang juga dibentuk dari berbagai pengalamannya dalam memimpin organisasi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si saat memberikan sambutan dalam pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Provinsi Jawa Tengah, yang diselenggarakan di Gedung BPSDMD Jawa Tengah, Rabu (9/2).

Terkait ungkapan tersebut, Adi Suryanto menjelaskan kompetensi kepemimpinan seseorang dibentuk melalui serangkaian proses transformasi serta pengalaman yang ia jalani oleh karenanya metode pembelajaran PKN Tingkat II ini akan lebih berfokus pada pengalaman belajar (Lesson Learned). “Melalui PKN Tingkat II ini diharapkan peserta dapat memiliki lesson learned yang dapat menjadi bekal untuk menjadi pemimpin perubahan, oleh karena itu saya tegaskan jangan hanya berfokus pada proyek perubahan semata tetapi pada proses dalam menciptakan proyek perubahan tersebut” tegasnya.

Adi Suryanto juga menyampaikan, sebagai seorang pemimpin organisasi peserta PKN Tingkat II telah memiliki pengalaman masing-masing, maka dalam pelatihan PKN Tingkat II ini setiap peserta merupakan subjek pembelajaran dimana setiap peserta adalah narasumber bagi peserta lainnya, ini yang disebut dengan learning community atau komunitas pembelajar. “Karena melalui proses tersebut seorang pemimpin diuji dalam kawah candradimuka untuk dapat keluar menjadi pemimpin perubahan” tambahnya

Kepala LAN menjelaskan beberapa syarat yang perlu dimiliki seorang pemimpin perubahan, pertama pemimpin perubahan harus tahu dan mengerti masalah organisasinya, ia harus mampu mendiagnosis dan memetakan masalah organisasi, menemukan akar permasalahan kemudian mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.

“Kita masih menemui masih banyak pimpinan yang tidak mengetahui permasalahan organisasi, ketika dihadapkan pada masalah cenderung tidak mau tahu dan diserahkan kepada anak buahnya untuk diselesaikan, bahkan yang lebih parah mendiamkan masalah tersebut seolah masalah akan berlalu dengan sendirinya” tuturnya.

Kedua, seorang pemimpin perubahan harus mampu mengkomunikasikan masalah organisasi kepada atasannya, ia juga dapat memberikan rekomendasi dan menyampaikan ide dan terobosannya kepada pimpinan melalui komunikasi yang efektif. “Oleh karena itu, kemampuan komunikasi merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh pimpinan, dalam rangka melakukan advokasi dan negosiasi terhadap kebijakan-kebijakan yang ia ciptakan sehingga mendapatkan dukungan dari atasannya”, tambahnya

Dan, terakhir seorang pemimpin perubahan harus memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi baru dalam rangka menyelesaikan masalah organisasi, memang disadari bahwa hal yang baru tidak serta merta mendapatkan dukungan dari berbagai pihak namun disinilah esensi seorang pemimpin yaitu mampu mengajak orang lain yang berseberangan paham dengan dia menjadi sejalan dan bersama-sama melakukan perubahan tersebut.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), Wakil Bupati Brebes, Narjo, SH., MH dan seluruh jajaran perwakilan OPD Provinsi Jawa Tengah.

 

Skip to content