Menu Close

Perkuat Pengelolaan Keamanan Siber, LAN Luncurkan Computer Security Incident Response Team (LAN-CSIRT)

Jakarta – Computer Security merupakan salah satu unsur utama dalam menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital. Tiga pilar utama dalam pengamanan informasi meliputi: people, process, dan technology. Cyber security merupakan sebuah proses, bukan tujuan, yang harus dilakukan secara terus menerus. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Agus Sudrajat, S.Sos, M.A, Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen Aparatur Sipil Negara, Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam pidato kuncinya pada Launching LAN – Computer Security Incident Response Team (LAN-CSIRT) yang dilaksanakan di Aula Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA, LAN Jakarta secara blended pada Kamis (4/11).

“Berkaca pada kasus insiden siber yang baru-baru ini terjadi di LAN, kita berharap dengan adanya tim tanggap keamanan siber yang lebih baik maka insiden siber di LAN dapat dikurangi semaksimal mungkin. Hal ini diperlukan untuk mengokohkan kredibilitas LAN pada khususnya dan pemerintah pada umumnya. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, khususnya pemulihan insiden keamanan siber, perlu dibentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT), yang setidaknya memiliki tiga tujuan, yaitu meminimalkan dan mengendalikan kerusakan akibat insiden siber, memberikan respons dan pemulihan yang efektif, serta mencegah terjadinya insiden di masa mendatang,” jelasnya.

Lebih lanjut, Agus juga menekankan perlunya partisipasi dan kolaborasi dari seluruh pihak agar tujuan pembentukan LAN-CSIRT dapat senantiasa berkelanjutan. Selain itu, hal ini diperlukan sesuai dengan arah kebijakan SPBE yang merupakan kolaborasi antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), KemenPANRB, KemKominfo dan BPPT untuk menyiapkan dan membangun Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang aman.  

“Proses pengendalian dan pemulihan insiden keamanan informasi membutuhkan upaya bersama. Oleh karena itu, saya meminta semua unit kerja untuk berpartisipasi secara aktif dalam menjaga dan melaporkan insiden keamanan informasi yang terjadi di lingkungan LAN kepada LAN-CSIRT. Saya juga meminta LAN-CSIRT untuk berkoordinasi dengan CSIRT pada tingkat yang lebih tinggi apabila diperlukan,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Akhmad Toha, Deputi Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan Dan Pembangunan Manusia, BSSN juga mengungkapkan bahwa saat ini keamanan siber menjadi fokus perhatian pemerintah dan sector industri di Indonesia. Masifnya serangan siber dapat berdampak serius pada sektor pemerintah maupun perusahaan yang menjadi high profile target.

“Mayoritas negara modern semakin bergantung pada Infrastruktur Informasi Vital Nasional (IIVN). Kesiapan sektor IIVN dan interdepensi antar sektor, menjadikan IIVN memerlukan perhatian khusus untuk mencapai ketahanan siber. Serangan pada salah satu sektor akan berdampak pada sektor lain yang terhubung,” jelasnya.

Selain itu, Akhmad Toha berharap pembentukan CSIRT dapat senantiasa sejalan dan mendukung penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dalam rangka penjaminan kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan data dan informasi. 

“Kami berharap CISRT lan dapat mendukung penerapan SPBE untuk mencapai tujuannya yaitu untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. CSIRT memiliki peran sebagai monitor dan penyediaan pemulihan dari insiden keamanan siber,” tutupnya.

Kegiatan yang merupakan hasil kerjasama antara LAN dengan BSSN ini juga menggelar diskusi keamanan siber yang menghadirkan Ardi Suteja K., Ketua Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) sebagai narasumber dan Ismayanti DFM., DEA, Kepala Pusat Data dan Informasi LAN dan Ketua LAN CSIRT selaku moderator. (humas)

Skip to content