Menu Close

Tingkatkan Literasi dan Kemampuan Menulis di Kalangan WI, LAN Kembali Selenggarakan Community of Practices (CoP)

(Jakarta). Kemampuan menulis harus menjadi suatu kebiasaan atau habituasi terutama dikalangan Widyaiswara (WI), hal ini tersebut didasarkan pada pengalaman serta wawasan yang dimiliki WI selama melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru bangsa. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Muhammad Taufiq, DEA dalam pembukaan acara Community of Practices (CoP) yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (28/1).

“Widyaiswara dituntut mampu mendokumentasikan segala wawasan, pengetahuan serta pengalaman yang didapatnya menjadi sebuah karya tulis yang memberikan dampak yang luar biasa bagi stakeholders” ungkapnya

Muhammad Taufiq juga mengungkapkan widyaiswara memiliki pengalaman serta wawasan terutama dalam menjalankan fungsinya mendidik mengajar dan melatih (dikjartih), namun seringkali lalai dalam mendokumentasikannya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita sebagai WI tidak lupa untuk mendokumentasikan melalui tulisan-tulisan yang diramu dalam sebuah buku.

“Memulai menulis sebuah karya tulis ilmiah memang tidaklah mudah, namun jika dilakukan secara bersama-sama hal itu dapat dilakukan, maka dari itu, widyaiswara harus mampu bekerjasama dengan widyaiswara lain dengan mengangkat suatu topik tertentu dan dituangkan dalam sebuah buku sehingga menjadi bunga rampai. Maka melalui kegiatan COP ini Widyaiswara tidak hanya berbagi pengetahuan dan pengalamannya tetapi juga berbagi ide dan gagasan untuk mengkonkretkan sebuah karya ilmiah bersama menjadi sebuah buku” tambahnya

Terkait mendapatkan hak paten, Muhammad Taufiq menjelaskan, saat ini kita tengah dihadapkan pada banyaknya inovasi, tidak hanya inovasi yang dilakukan sebuah organisasi pemerintah semata namun juga individu aparaturnya, oleh karena itu kita perlu mendapatkan hak paten dari inovasi-inovasi yang telah diciptakan.

“Inovasi menjadi sebuah habit baru bagi ASN, maka kita perlu memikirkan langkah-langkah untuk mematenkannya” jelasnya

Taufiq juga memberikan apresiasi kepada Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara (DPP APWI) serta seluruh anggota yang selama ini terus bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pusbin JF Bangkom ASN) dalam upaya mengembangkan kapasitas kompetensi Widyaiswara seluruh Indonesia

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Pusat Pusbin JF Bangkom ASN, Dr Muhammad Aswad, M.Si mengingatkan Widyaiswara untuk segera memiliki Nomor Induk Widyaiswara Nasional (NIWP) dalam rangka mengakomodir WI agar diakui secara nasional, hal ini penting juga guna meregister seluruh WI yang ada di Indonesia.

Selain itu, Aswad menjelaskan tujuan CoP kali ini berbeda dengan CoP sebelumnya, kali ini kita mengajak seluruh WI menggalang dana untuk meringankan beban saudara-saudara yang tertimpa musibah di tanah air, dan dana yang terkumpul akan di sumbangkan kepada korban bencana yang terjadi akhir-akhir ini, tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama juga, ketua DPP APWI, Dr. Budiarso Teguh Widodo, ME, mengatakan CoP merupakan forum pembelajaran jarak jauh dengan metode sharing knowledge, dalam upaya mengembangkan kompetensi WI yang lebih praktis dan efisien, hal ini dikarenakan tidak membutuhkan anggaran yang besar dibanding melalui luring atau tatap muka.

“Menyikapi kondisi new normal, Widyaiswara perlu melakukan proses transformasi dengan mengadopsi teknologi digital dalam proses dikjartih,” tambahnya.

CoP kali ini mengangkat dua tema menarik yaitu teknik penyusunan KTI dalam bentuk buku yang disampaikan oleh Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Provinsi Jawa Timur, Dr. Hary Wahyudi, SH., M.Si dan tema kedua adalah teknis mendapatkan hak paten yang disampaikan oleh Widyaiswara Ahli Madya BBPP Ketindan Kementerian Pertanian, Dr. Juniawan, SE., M.Si. (humas)

Skip to content