Menu Close

Terima Audiensi dari Perpusnas, Pusbangkom TSK ASN Berbagi Pengalaman dalam Pengembangan Kompetensi Pegawai

Jakarta – Sebanyak 12 pegawai dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mengadakan audiensi dengan jajaran pimpinan dan pegawai Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial Kultural ASN (Pusbangkom TSK ASN), di Gedung Graha Makarti lantai II, Kantor LAN Pejompongan, Senin (9/9). Kegiatan ini  bertujuan membahas pemanfaatan hasil analisis kebutuhan pelatihan guna mengoptimalkan pengembangan kompetensi pegawai. Kegiatan ini sekaligus sarana bertukar pengalaman dalam pengembangan kompetensi pegawai yang telah dilakukan masing – masing instansi.

Kepala Pusbangkom TSK ASN, Dra. Isti Heriani, M.B.A., menyambut baik kunjungan ini. Dalam sambutannya, Isti Heriani menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga untuk memastikan bahwa pengembangan kompetensi pegawai dilakukan dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan dan target kinerja organisasi. Audiensi ini menjadi sarana untuk membahas strategi pengembangan yang berfokus pada peningkatan kualitas layanan dan profesionalisme pegawai di Perpusnas.

Loga Aritmagitaningtias, S.H., M.E., selaku Kepala Bagian Umum Pusbangkom TSK ASN memaparkan Learning Plan di Pusbangkom TSK ASN serta pengembangan kompetensi yang telah dilakukan oleh para pegawai Pusbangkom TSK ASN melalui berbagai jalur pengembangan kompetensi antara lain workshop coaching mentoring, workshop gamifikasi, knowledge sharing, bimtek, squad team, community of practice serta pelatihan klasikal dan non klasikal. Selain melalui jalur pengembangan kompetensi yang sudah ada, Pusbangkom TSK ASN juga memperkenalkan terobosan baru sebagai alternatif jenis bangkom inovatif dan kreatif, di antaranya Bangkom Mandiri, Live Learning, dan akan dirancang program baru yaitu Onstagram (Online-serve Training Program).

Ria Veriani, S.IP., M.P.A., selaku Analis Kebijakan Ahli Madya, memberikan penjelasan mendalam tentang kontekstualisasi target kinerja unit kerja. Ria menguraikan bahwa target kinerja mencakup empat aspek utama: branding, terobosan layanan, networking, dan learning. Keempat aspek ini dianggap krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan inovatif.

Dalam diskusi mengenai strategi pengembangan kompetensi, Ria juga menjelaskan pengembagan kompetensi terintegrasi (Corporate University)  dengan pola 70-20-10 yang telah terbukti efektif dalam pengembangan kompetensi pegawai. Menurut strategi ini, 70% pengembangan kompetensi dilakukan melalui experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman, di mana pegawai belajar melalui praktek langsung dan pengalaman nyata di tempat kerja. Selanjutnya, 20% dari pengembangan kompetensi diperoleh melalui social learning, yaitu belajar dari interaksi dengan kolega, mentor, dan jaringan profesional. Terakhir, 10% dari pengembangan kompetensi adalah formal learning, yang mencakup pelatihan terstruktur, kursus, dan pendidikan formal.

Dengan mengadopsi pendekatan ini, diharapkan para pegawai Perpusnas dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka secara menyeluruh yang pada akhirnya akan mendukung peningkatan kompetensi pegawai dan kualitas layanan serta efisiensi kerja di lembaga tersebut. Audiensi ini merupakan langkah penting dalam proses pengembangan dan pembinaan pegawai, serta sebagai upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia di Perpusnas memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang ada.

 

Skip to content