Menu Close

Optimalkan Potensi Pegawai Lintas Generasi Melalui Metode Coaching dan Mentoring

Jakarta – Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) saat ini didominasi oleh Gen Y atau generasi milenial sebanyak 52 persen, kemudian disusul oleh gen X sebanyak 39 persen dan Gen z sebanyak 6 persen. Menyikapi kondisi ini tentu saja membutuhkan pendekatan Coaching dan Mentoring yang berbeda dikarenakan setiap generasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial Kultural ASN, Dra. Isti Heriani, MBA saat memberikan sambutan dalam kegiatan Pembukaan Pelatihan Coaching dan Mentoring Angkatan I Tahun 2024 di Graha Makarti Bhakti Nagari, ASN Corporate University, Selasa (5/3).

Coaching dan mentoring yang merupakan pelatihan non-klasikal ini mutlak dibutuhkan oleh setiap pegawai sebagai alat pengembangan kompetensinya tujuannya adalah  untuk mengidentifikasi potensi, membantu mengembangkan keterampilan dan profesional, serta mengatasi hambatan yang timbul,” ungkapnya.

Isti juga menjelaskan coaching sendiri merupakan proses dalam membantu pegawai memahami dan mengatasi masalah organisasi, sedangkan mentoring adalah upaya untuk membantu individu pegawai mempelajari dan meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas organisasi. Dalam hal ini, seorang pimpinan harus mampu melakukan pembinaan pegawai melalui metode coaching dan mentoring, ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki komunikasi dan hubungan antar individu maupun kelompok dalam mengimplementasikan keterampilan serta menciptakan budaya organisasi yang produktif dan terbuka.

“Karakter dan perilaku pegawai dari setiap generasi tentu saja berbeda, maka seorang pemimpin harus mampu menguasai teknik dan cara coaching dan mentoring yang benar sehingga saran dan masukannya dapat diterima dengan baik oleh pegawai tersebut, serta diimplementasikan secara optimal” tambahnya.

Selain itu pula, ungkapnya, pentingnya seorang pimpinan menguasai coaching dan mentoring adalah mempersiapkan diri dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis organisasi, karena metode ini dianggap sangat efektif dalam memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki pegawai dan mendorong untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi menyesuaikan dengan perkembangan saat ini.

Sementara itu dalam laporannya, Analis Kebijakan Ahli Madya, Ria Veriani, menyampaikan pelatihan Coaching dan Mentoring ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dalam melakukan coaching dan mentoring di tempat kerjanya, adapun indikator keberhasilan pelatihan ini adalah peserta mampu menjelaskan konsep coaching dan mentoring, menerapkan teknik dasar dan instrumen coaching dan mentoring serta mensimulasikannya di tempat kerja masing-masing.

Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas 12 orang berasal dari Kementerian dan Lembaga dan 18 orang berasal dari pemerintah daerah, provinsi kabupaten dan kota.

Skip to content