Menu Close

Melalui Dialog Inovasi, LAN Bangun Ekosistem Pengetahuan Inovasi Untuk Negeri

Jakarta – Pemerintah terus berupaya untuk membangun ekosistem pengetahuan inovasi yang kokoh sebagai fondasi dalam menyongsong masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Oleh karenanya setiap inovasi yang dihasilkan tidak hanya dalam tataran konsep semata melainkan menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak bagi para birokrat untuk memiliki komitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Hal ini diutarakan oleh Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN) Reni Suzana saat memberikan sambutan pada Dialog Inovasi (login) “Making the Impossible Possible”, di Aula Prof. Agus Dwiyanto,  Kantor LAN Jalan Veteran Nomor 10 Jakarta Pusat, Rabu (13/12).

“Ekosistem inovasi tidak hanya mencakup penggunaan teknologi terkini melainkan juga cara-cara baru berpikir, solusi kreatif, dan pendekatan yang cerdas dalam menghadapi tantangan-tantangan yang kian kompleks di era disrupsi saat ini. Menyikapi hal itu, pemerintah harus mampu merespon perubahan dengan cepat menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat yang kian dinamis.” lanjutnya.

Reni menambahkan, saat ini informasi merupakan aset penting pemerintah dalam pengelolaan data serta membangun budaya kolaborasi, mendukung inovasi dan mengembangkan platform pertukaran ide yang produktif. Melalui ekosistem pengetahuan inovasi, pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang lebih efektif dan memberikan pelayanan prima pada masyarakat.

Lebih jauh Reni menjelaskan, LAN turut berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem pengetahuan inovasi melalui tiga kegiatan antara lain fasilitasi laboratorium inovasi (labinov), penyusunan direktori inovasi atau buku inovasi serta penyusunan konten pembelajaran inovasi melalui sistem yang bernama ino_land. Ketiga kegiatan tersebut mendorong setiap daerah untuk menumbuhkan semangat inovasi pada seluruh aparatur pemerintah di daerah tersebut. 

“Untuk itu LAN menginisiasi kegiatan Dialog Inovasi, yang diharapkan dapat menjadi sarana pertukaran informasi pengetahuan dan pengalaman dalam membangun budaya kolaborasi melalui inovasi-inovasi terbaik untuk membangun negeri, sehingga tidak ada lagi daerah yang tertinggal melainkan sebaliknya semua daerah dapat maju bersama dan upaya pemerintah membangun indonesia maju dapat terwujud di tahun 2045 mendatang.” tutup Reni.

Senada dengan hal tersebut, Bupati Lombok Utara, Djohan Samsu, SH menyampaikan apresiasinya kepada LAN yang telah menumbuhkan benih-benih inovasi di daerahnya. Sebelumnya Kabupaten Lombok Utara yang merupakan daerah pemekaran menjadi daerah termiskin di Nusa Tenggara Barat, sampai akhirnya tim Labinov LAN datang dan memberikan motivasi untuk melakukan inovasi, dan hasilnya saat ini telah berhasil mengurangi angka kemiskinan yang semula 40 persen menjadi 26 persen.

Hal ini juga diungkapkan Bupati Sorong diwakili Ketua Tim Inovasi Kabupaten Sorong,  Yohanes yang tidak jauh berbeda menghadapi permasalahan yang sama dengan Kabupaten Lombok Utara yaitu kemiskinan dan angka stunting yang relatif tinggi, dan di tahun 2021 penilaian Indeks Inovasi Daerah Sorong dinyatakan disclaimer dan dianggap daerah berkinerja rendah. Namun hal tersebut berubah ketika dilakukan pemetaan permasalahan dan mengundang LAN dalam pendampingan Labinov, hari ini walaupun termasuk daerah yang tertinggal namun kaya akan inovasi dan berhasil meraih penghargaan Innovation Government Award (IGA)

Dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara LAN, Tri Widodo Wahyu Utomo juga menyampaikan peran LAN dalam labinov sebenarnya hanya mendampingi dan memotivasi daerah untuk melakukan inovasi, merubah mindset optimisme, dan mampu melihat potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan daerah dan mensejahterakan masyarakat daerah tersebut. “Keberhasilan ini tentu saja ditunjang dari komitmen yang kuat dari pimpinan daerah tersebut sehingga mampu mendorong aparaturnya melakukan inovasi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Maka melalui inovasi, making the impossible possible.” ungkap Tri Widodo

Sementara itu dari tataran akademisi, Dosen Universitas Gadjah Mada, Dr. Nurhadi Susanto, M.Hum menyampaikan tren inovasi saat ini lebih ditekankan kepada semangat birokrat dan aparaturnya untuk melakukan inovasi hal ini tentu saja dibutuhkan komitmen dari pimpinan daerah tersebut, terlebih apabila setiap pimpinan daerah diberikan challenge untuk memajukan daerah dengan reward berupa penambahan anggaran belanja daerah. Namun perlu dibangun sebuah sistem penilaian berjenjang mulai dari pemerintah daerah sampai jenjang nasional sehingga dapat memudahkan tim penilai dalam menilai inovasi serta dampaknya bagi masyarakat.

Hal serupa diungkapkan Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Siti Zuhro, bahwa perlu adanya pengukuran yang diakui secara nasional dalam menilai inovasi tidak hanya dalam tataran output dan outcome melainkan juga impact dan kemanfaatan inovasi tersebut bagi masyarakat luas. Ia juga menambahkan inovasi merupakan bagian dari tugas pemerintah  dalam mengurus dan melayani masyarakat didasari dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pemerintah baik pusat dan daerah harus mampu menghadirkan terobosan baru yang mampu memecahkan berbagai permasalahan di tengah masyarakat dan pemimpin daerah memiliki peran penting dalam menumbuhkan semangat inovasi tersebut.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan launching ino_land yang merupakan media pembelajaran bagi para inovator di pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga semangat inovasi dapat tumbuh dan menjamur di seluruh pelosok negeri.

 

 

Skip to content