Jakarta – Kemampuan untuk dapat menyampaikan dan bahkan menyebarkan ide dan gagasan merupakan salah satu kompetensi yang perlu dimiliki oleh para pemangku jabatan fungsional Analis Kebijakan. Oleh karena itu, salah satu saluran untuk dapat menyampaikan ide secara lebih luas ialah melalui penulisan di media massa.
Melalui forum Komunikasi dan Media Pembinaan Analis Kebijakan (KOMPAK) Seri 7 kali ini yang mengambil tema “Menembus Meja Redaksi”, para analis kebijakan diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan terkait penulisan artikel di media massa. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi dan Sertifikasi, Dr. Suwatin, S.Sos., M.A., pada saat membuka kegiatan tersebut yang diselenggarakan secara daring, Selasa (28/11).
“Analis kebijakan merupakan profesi keahlian yang didalamnya ada berbagai macam kompetensi yang diperlukan dan harus senantiasa kita asah. Salah satu keahlian yang perlu dimiliki ialah menyebarkan informasi dan opini. Lebih jauh lagi, bukan hanya menyebarkan, tetapi juga mampu untuk mempengaruhi audiens kita, masyarakat dan publik tentang permasalahan yang sedang kita pikirkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suwatin juga mendorong agar adanya sharing knowledge dari seluruh peserta KOMPAK yang barangkali juga sudah memiliki pengalaman dalam menulis di media massa. Dengan demikian, diharapkan para analis kebijakan dapat lebih berani untuk dapat memulai menuangkan pikiran melalui tulisan.
“Barangkali ada Bapak/Ibu yang sudah berpengalaman juga bisa saling berbagi di dalam forum ini. Mudah-mudahan forum ini juga dapat membantu kita semua untuk berkontribusi meningkatkan kualitas kebijakan. Karena, salah satunya kebijakan yang berkualitas adalah kebijakan yang ketika nantinya diberlakukan sudah ada persepsi yang sama antara pembuat kebijakan dengan masyarakatnya,” ujarnya.
Narasumber pada KOMPAK Seri-7 kali ini ialah Analis Kebijakan Ahli Utama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D. Hendarman memiliki pengalaman yang mumpuni di berbagai pengalaman dalam menulis artikel dan opini di berbagai media massa. Menurutnya, analis kebijakan memiliki tantangan yang sangat besar untuk dapat mentransfer ide dan gagasan kebijakan bukan hanya kepada pemangku kebijakan, tetapi juga masyarakat luas.
“Sebagai analis kebijakan kita juga kadang perlu mengekspresikan. Analis kebijakan merupakan JF yang sangat prestisius, tantangan kita besar. Salah satu tantangannya adalah bagaimana kita memunculkan pemikiran kita. Kita bisa memunculkan karya atau tulisan kita yang bisa mempengaruhi. Namun, tidak serta merta begitu saja, karena banyak factor yang juga harus dipikirkan dan dipertimbangkan,” ujarnya. (humas)