Menu Close

Komisi II DPR RI Apresiasi Konsep ASN Merdeka Belajar LAN

Jakarta – Perubahan yang sangat masif secara global yang merambah semua bidang menimbulkan tantangan tersendiri bagi birokrasi Indonesia, situasi ketidakpastian pasca pandemi Covid-19 atau dikenal dengan era VUCA (Volatility, Uncertainly, Complexity and Ambiguity) kini telah mengalami pergeseran menjadi BANI (Brittle, Anxiety, Non-linear, Incomprehensible). Oleh karenanya Aparatur Sipil Negara harus memiliki kompetensi yang mumpuni sehingga dapat merespon perubahan yang terus terjadi secara cepat. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen ASN Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Agus Sudrajat, MA saat memberikan sambutan pada Forum Group Discussion (FGD) ASN Merdeka Belajar yang diselenggarakan oleh Pusat Inovasi Pengembangan Kompetensi ASN LAN, di Ruang kelas A , Kantor LAN Veteran, Kamis (20/7).

Lebih jauh, Agus menyampaikan, pasca pandemi Covid-19 ini telah merubah cara hidup manusia ke arah digital atau IoT (internet of things), hal ini juga menimbulkan semakin besarnya tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang mudah, dapat diakses secara cepat dan efektif, sebagai backbone birokrasi dituntut untuk menjadi ASN yang unggul dan mempunyai kompetensi paripurna dalam segala bidang.

“Sementara itu, menyikapi hal tersebut, pemerintah masih menggunakan metode dan cara klasik dalam pengembangan kompetensi ASN, ia mencontohkan pelatihan-pelatihan ASN masih didasarkan pada penugasan atau mandatory, kurikulum saat ini juga masih dibuat one fit for all, hambatan-hambatan ini menimbulkan anggapan bahwa pengembangan kompetensi hanya merupakan kegiatan rutinitas dan menggugurkan kewajiban semata. Jika hal ini terus menerus dilakukan pemerintah, maka upaya mewujudkan sosok ASN unggul dan berkelas dunia hanyalah sebatas jargon tanpa dapat tercapai” tegasnya.

Melihat kondisi ini, Agus menjelaskan, LAN memiliki konsep pengembangan ASN Merdeka Belajar yang memberikan kebebasan bagi ASN untuk mengembangkan kompetensinya sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan jabatannya, dengan tagline “free to learn, from anywhere, anytime”. Harapannya setiap ASN bebas untuk mengembangkan kompetensi tanpa terbatas ruang dan waktu.

“Tujuan dari konsep ini adalah upaya mengakselerasi terwujudnya ASN Unggul dan berkelas dunia, namun ia menyadari tidak mudah menerjemahkan konsep ASN merdeka belajar, namun saat ini LAN sudah berupaya untuk merumuskan secara detail apa dan bagaimana konsep ini dapat diimplementasikan” jelasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR RI, H Yanuar Prihatin, M.Si dalam kesempatan tersebut mengapresiasi upaya LAN menyusun konsep ASN Merdeka Belajar, ini merupakan langkah strategis sebagai upaya meningkatkan kompetensi ASN seluruh Indonesia dengan memberikan kebebasan ASN untuk menempuh jalur pembelajaran yang mampu mempercepat peningkatan kompetensi diri sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Ia menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun ekosistem ASN Merdeka Belajar ini antara lain kemudahan dalam mengakses materi-materi pembelajaran, kurikulum yang dikembangkan, selain itu tak kalah penting adalah jaminan pengembangan karir dan goals organisasi.

“Selain mengembangkan kemampuan berpikir logis, ASN perlu juga membangun kemampuan soft skill seperti mengelola emosional (EQ), dan spiritual, hal ini penting dimasukkan dalam materi-materi pembelajaran ASN Merdeka Belajar kelak, harapannya melalui konsep ini, upaya pemerintah mewujudkan ASN yang unggul dan berkelas dunia dapat segera terwujud” tegasnya.

Dalam kegiatan FGD yang dimoderatori oleh Analis Kebijakan ahli Utama, Dr. Harris Faozan, dihadiri oleh Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr. Basseng, M.Ed, Kepala Pusat Kajian Manajemen ASN, Drs. Seno Hartono, Dess dan jajaran pejabat tinggi pratama serta pejabat fungsional tertentu di lingkungan LAN. Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan dukungan dan komitmen anggota komisi II DPR RI dalam mengembangkan konsep ASN Merdeka Belajar.

 

Skip to content