Menu Close

MERIAHKAN HARI KOPERASI NASIONAL (HARKOPNAS) KE-76, LAN SELENGGARAKAN SEMINAR PENGELOLAAN KEUANGAN DAN TABUNGAN MASA DEPAN

Jakarta – Semangat menolong anggota berlandaskan prinsip gotong-royong dan berdasarkan azas kekeluargaan demi memajukan perekonomian anggotanya menjadi prinsip koperasi sejak berdiri pada tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasi pertama di Tasikmalaya yang digagas Mohammad Hatta (Bung Hatta) yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Koperasi di Indonesia didirikan dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Hal ini menandakan bahwa kemerdekaan Indonesia secara politis, sangat perlu didorong dengan kemerdekaan finansial dan terbangunnya perekonomian bangsa yang tangguh. Hal tersebut disampaikan Koordinator Usaha Kreatif Lainnya Koperasi Pegawai LAN (Kopelan) Alih Aji Nugroho, SAP, MPA mewakili Ketua Kopelan pada kegiatan Seminar Pengelolaan Keuangan Keluarga dan Sosialisasi Program Menabung Logam Mulia, di Aula Makarti Bhakti Nagari, Kantor LAN Veteran, Rabu (12/7).

Alih menguraikan bahwa tujuan mula-mula koperasi untuk memajukan perekonomian anggotanya menjadi marwah yang dianut oleh Koperasi LAN dengan menjalankan berbagai instrumen usaha yang bersifat variatif dengan tujuan akhir mewujudkan kesejahteraan anggota. “Koperasi sampai saat ini masih lekat dengan stigma simpan pinjam saja padahal usaha simpan pinjam merupakan salah satu dari sekian instrumen yang dipakai koperasi untuk mensejahterakan anggota,” urainya.

Instrumen yang dimaksud yang telah dijalankan oleh Kopelan adalah pengelolaan keuangan, usaha simpan pinjam, usaha binatu atau laundry, penyediaan konsumsi harian pegawai, usaha toko, fasilitasi cicilan kendaraan bermotor atau barang elektronik, dan instrumen lainnya yang saat ini digagas yaitu fasilitasi pengelolaan keuangan melalui investasi atau tabungan dalam bentuk logam mulia dengan penjajakan kerjasama dengan PT Pegadaian (Persero). “Dengan semangat Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-76, Kopelan mengadakan Seminar yang berlangsung blended (klasikal dan daring) dengan menghadirkan Ibu Shinta dari PT Pegadaian sebagai narasumber guna menjelaskan bagaimana pengelolaan keuangan keluarga dan bentuk usaha menabung dengan bentuk tabungan logam mulia.” tutup Alih.

Dalam kesempatan yang sama, narasumber dari PT Pegadaian, Ibu Shinta dalam paparannya menyampaikan pentingnya pengelolaan keuangan keluarga. “Bapak, Ibu, sebagai pegawai yang memiliki gaji dan pengeluaran rutin perbulan, membuat kita juga perlu mempertimbangkan pengelolaan yang baik agar ketika ada pengeluaraan di luar perkiraan, kita dapat memenuhi dengan baik tanpa perlu meminjam atau berutang,” ujar Shinta mengawali paparannya.

Lebih jauh, Shinta menjelaskan bahwa gaji bulanan dan jaminan pensiun bukanlah jaminan masa tua yang nyaman dan tenang. Setiap individu atau pegawai sangat butuh mengetahui tahapan finansial dan strategi pengelolaan finansial atau keuangan yang sistematis. Kebutuhan harian, kebutuhan mendadak, dan investasi menjadi pos-pos yang harus menjadi perhatian agar bila dibutuhkan, individu tidak “kelabakan” dan dapat terhindar dari opsi pinjaman/utang.
“Dalam hidup sehari-hari, kita pasti akan menghadapi biaya atau kebutuhan maka dibutuhkan penyisihan dana untuk beberapa pos tabungan demi memenuhi kondisi keuangan sebagai berikut: rainy day fund (kebutuhan mendesak yang sifatnya sesekali) seperti servis kendaraan atau sakit yang sifatnya musiman, emergency fund (kondisi darurat yang sifatnya jangka menengah) demi mempertahankan kenyamanan hidup, dan investasi demi mencapai kemandirian finansial dan demi hari tua (pensiun) yang terencana lebih baik.

Menurut Shinta, sebagai salah satu instrumen yang stabil dan dapat diandalkan untuk memenuhi ketiga bentuk pos tabungan dan pengelolaan keuangan yang baik dan sesuai dengan kondisi keuangan Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah logam mulia. Hal ini karena investasi dalam bentuk logam mulia sangat cepat pencairannya (likuiditas) apabila diperuntukkan memenuhi rainy day fund, dapat diandalkan dalam keadaan emergency, dan menjadi pilihan yang rendah risiko apabila dijadikan pilihan investasi.

“Emas atau logam mulia menjadi pilihan yang tepat bagi Bapak dan Ibu yang hendak berinvestasi. Dengan proses menabung yang bisa dicicil, adanya sistem aplikasi melalui aplikasi Pegadaian yang dapat diakses dari mana saja. Selain itu, tabungan dengan emas ini dapat diangsur dengan nominal puluhan ribu rupiah saja tanpa mengharuskan nominal tertentu sehingga dapat dimiliki oleh berbagai kalangan bahkan dari tingkat pelajar sekalipun. Hal yang sangat terpenting, investasi emas ini sangat aman karena jauh dari risiko penipuan karena PT Pegadaian diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mari Bapak dan Ibu, kita wujudkan masa depan aman dan nyaman dengan investasi emas atau logam mulia.” akhir Shinta.

Penjelasan dan tanya jawab selama seminar berlangsung sangat interaktif dan menuai respons yang positif dari pegawai LAN yang notabene adalah anggota Kopelan. Arus diskusi dimoderatori oleh Khaulia Nursauma yang juga menjabat sebagai Bendahara 2 Kopelan. Seluruh rangkaian seminar diakhiri dengan kuis kahoot yang diikuti oleh seluruh peserta dengan antusias. (humas)

Skip to content