Jakarta – Sebagai ujung tombak pengembangan kompetensi ASN, Widyaiswara dituntut untuk senantiasa mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya tidak melulu pada substansi materi yang diajarkan, melainkan juga metode-metode penyampaian materi tersebut. Jangan hanya terbuai dengan rutinitas mendidik, mengajar dan melatih (dikjartih) semata. Hal itu diungkapkan Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dra. Reni Suzana, MPPM saat memberikan sambutan dalam pembukaan Pelatihan Fungsional Penguatan Widyaiswara Pengangkatan Pertama, yang diselenggarakan secara daring, Selasa (20/6).
“Tantangan pengembangan kompetensi (bangkom) saat ini salah satunya berada di pundak Widyaiswara. Sebagai guru bangsa ia dituntut untuk menyiapkan berbagai media pembelajaran yang menarik, ditambah lagi dengan peserta yang mayoritas adalah generasi milenial yang akrab dengan perangkat lunak dan teknologi informasi.” tambahnya
Maka dari itu, widyaiswara dituntut untuk menguasai materi pembelajaran yang luas dan mendalam yang mencakup materi kurikulum mata pelatihan, substansi keilmuan, penguasaan struktur, metodologi dan tidak kalah pentingnya adalah penguasaan multimedia yang dapat mendukung proses pembelajaran tersebut. “Artinya, dalam melaksanakan tugasnya Widyaiswara bukan hanya menguasai bahan ajarnya secara mumpuni, melainkan mampu menyampaikan materi pembelajaran secara menarik dan tidak membosankan, maka Widyaiswara masa kini harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi terkini,” lanjutnya.
Reni juga menambahkan, digitalisasi menjadi sarana untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran, oleh karena itu tidak hanya sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan melainkan yang lebih penting adalah user-nya, maka disini saya tekankan sebagai Widyaiswara milenial kita tidak boleh gaptek atau gagap teknologi, melainkan harus senantiasa meng-upgrade pengetahuan baru serta perkembangan teknologi informasi saat ini.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan Widyaiswara maka dibutuhkan pelatihan teknis serta sosio-kultural dalam rangka mengakomodasi kebutuhan pengembangan diri widyaiswara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta dibarengi juga dengan pengembangan dengan jalur coaching dan mentoring serta konseling.
“Harapannya sebagai garda terdepan dalam bangkom, Widyaiswara mampu menunjukkan kapasitas yang mumpuni untuk dapat mendidik generasi penerus birokrasi yang agile dan berkelas dunia,” tutupnya.
Sementara itu Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis Sosial Kultural ASN, Dra. Isti Heriani, MBA dalam laporannya menyampaikan, tujuan dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk membekali peserta agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan dalam Permenpan 42/2021 dan PerLAN 7/2021 tentang pelatihan Fungsional Widyaiswara.
Adapun jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 40 peserta yang terdiri dari 33 orang peserta berasal dari Kementerian dan Lembaga serta 7 orang berasal dari Pemerintah Daerah.