Menu Close

Buka Studi Lapangan Pelatihan Revmen bagi JPT Pratama dan Pejabat Administrasi di Lingkungan Pemkot Bontang, Gubernur Jatim Tegaskan Untuk Jadi Enabler Leader

SURABAYA – Aktualisasi Pelatihan Revolusi Mental bagi JPT Pratama dan Pejabat Administrasi di Lingkungan Pemerintah Kota Bontang akhirnya memasuki tahapan Studi Lapangan dengan pemilihan lokus ke Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 29 – 30 Mei 2023, dengan difasilitasi oleh Puslatbang KDOD LAN. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut untuk menyusun action plan dari Pelatihan Revolusi Mental yang telah diikuti oleh peserta pelatihan ini pada tahun 2022 yang lalu. Dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Aula BPSDM Jatim, kegiatan yang diikuti oleh 50 orang peserta ini disampaikan oleh Walikota Bontang Basri Rase, S.IP ingin mendapatkan saran, masukan, dan kritikan yang membangun dari Pemkot Surabaya, agar dapat bekerja semaksimal mungkin. “Kami memilih daerah ini sebagai lokus studi lapangan ini karena kita tahu bersama bahwa Pemerintah Kota Surabaya kaya akan inovasi dan banjir penghargaan yang luar biasa” tutur Basri. “Untuk itu Pemkot Bontang juga ingin terus berbenah, mengingat perannya yang juga adalah sebagai salah satu daerah penyangga IKN, sehingga SDM yang ada juga harus kami persiapkan untuk dapat menghadapi berbagai tantangan perubahan” tegasnya lagi.
Sementara itu Khofifah dalam sambutannya menegaskan bahwa seorang pemimpin sudah seharusnya memiliki keterampilan sebagai “enabler leader”, yang selalu mengatakan bahwa segala sesuatunya mungkin untuk dilakukan. “Jadi pemimpin itu harus selalu berprasangka baik, berani mencoba, berani bilang mungkin. Mampu mencari solusi atas segala permasalahan yang terjadi, agar percepatan perbaikan kehidupan masyarakat dapat terjadi. Kalau kita berprasangka buruk suatu hal akan gagal dan tidak mungkin, artinya kita sudah mendahului ikhtiar. Belum berusaha sudah bilang gak bisa” ujarnya. Khofifah juga mengatakan bahwa untuk membentuk lingkungan kerja atau pemerintahan yang kondusif, maka harus bisa saling memahami dan percaya, dan bukan saling curiga. “Kepercayaan akan tumbuh apabila kita rajin saling berkomunikasi. Intinya adalah open mind, open mind, dan open mind! Perbedaan itu biasa, tinggal dikomunikasikan lagi. Kalau sudah pada tahap ini, maka akan terbangun positive thinking” sambungnya lagi. Khofifah kemudian juga mengatakan bahwa menjadi seorang ASN artinya siap untuk mengabdi pada negara. Pekerjaan yang dilakukan di jam kerja menurutnya adalah kewajiban yang harus ditunaikan untuk gaji yang dibayarkan. Namun di luar jam kerja, konteks sedekah harus ditanamkan dalam diri seorang ASN. “Kalau semua pekerjaan kita dikonversi ke dalam gaji, hilanglah salah satu jalur sedekah kita kepada negara?” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa Narasumber yang tentu saja tidak diragukan lagi kompetensinya. Dahlan Iskan (Mantan Menteri BUMN), Dr. Ramliyanto, SP.,MP (Kepala Biro Organisasi Prov. Jatim), Dr. Muhammad Aswad, M.Si (Kepala Puslatbang KDOD LAN), dan Dr. Kartika Sri Redjeki, M.Kes (Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya). Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Strategi Pencegahan dan Penanganan Stunting di Kota Bontang”, dengan harapan agar para peserta yang terdiri dari seluruh JPT Pratama serta Camat dan Lurah di Lingkungan Pemerintah Kota Bontang dapat menemukenali praktik-praktik baik yang diadposi maupun diaplikasi, dengan cara mengeksplorasi kebijakan penanganan stunting di Kota Surabaya. (ler/ler)
Skip to content