Menu Close

Ubah Budaya Kerja ASN Melalui Transformasi Digital, LAN Selenggarakan Webinar ASN Talent Academy

Jakarta – Berdasarkan data yang dirilis Kominfo tahun 2021 disebutkan bahwa Indek literasi digital masyarakat Indonesia berada pada taraf sedang yaitu 3,49 dr skala 5, hal ini membuktikan bahwa kemampuan masyarakat indonesia dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi digital semakin membaik. Hal ini juga perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan publik yang cepat, praktis dan berbiaya murah dengan merubah budaya kerja melalui transformasi digital. Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Penyelenggaraan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Basseng, M.Ed saat memberikan sambutan pada kegiatan Webinar Series II, ASN Talent Academy yang mengangkat tema “Cara Cerdas Melek Digital”, Rabu (5/10).

“Literasi Digital berguna untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kecakapan penggunaan teknologi digital serta mendorong ASN untuk lebih mengenal dan mengadopsi teknologi digital dalam melayani masyarakat. Oleh karena itu, ASN juga memiliki peran penting untuk meningkatkan indeks literasi digital nasional”, tegasnya.

Basseng juga menambahkan, kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk mengembang kapasitas literasi digital terutama untuk kalangan ASN yang berjumlah lebih dari 4 juta, memang saat ini kerjasama antara Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) dan LAN masih terbatas pada webinar, namun tidak menutup kemungkinan akan ada pengembangan dan inovasi-inovasi yang kreatif dalam upaya pembelajaran ASN di negeri ini.

Sementara itu, Chairman of Organizing Committee GNIK, Mahmud Samuri, S.Pd, M.Si menuturkan saat ini kita telah memasuki era digital, oleh karena itu ASN harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai insan digital yang mampu memberikan inovasi-inovasi baru dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.

Ada 4 hal utama yang perlu diketahui dalam meningkatkan literasi digital diantaranya : budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan keterampilan digital (digital skills).

“Literasi digital bagi ASN, dapat menjadi penyeimbang hiruk pikuk persebaran informasi di tengah masyarakat, oleh karena itu sebagai ASN kita tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Setidaknya ada lima strategi dalam menyaring sebuah informasi, yakni THINK (True, Hurtful, Inspiring, Necessary, Kind). “Yaitu apakah informasi tersebut sebuah fakta, tidak berpotensi menyakiti pihak lain, menginspirasi, dibutuhkan, dan berdampak baik,” tuturnya.

 

 

Skip to content