Jakarta – Sejatinya, tuntutan penggunaan teknologi yang semakin mengedepankan digitalisasi sejalan dengan tuntutan kinerja ASN di masa pandemi Covid 19 yang sedang terjadi saat ini. Hal tersebut merupakan sebuah relasi yang tak terpisahkan di era disruptif dimana keadaan bisa berubah seirama kebutuhan masyarakat dan ritma pandemi yang membuat kita harus berubah. Pengaturan sistem kerja yang fleksibel (flexible working arrangement), penyesuaian manajemen sumber daya manusia, penerapan protokol kesehatan serta peningkatan dukungan infrastruktur merupakah salah satu perubahan besar di era Pandemi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si. pada Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Widyaiswara Ahli Utama, di Aula Prof. Agus Dwiyanto, MPA, Jakarta (8/9).
Lebih jauh, Adi Suryanto menyampaikan bahwa sejalan dengan arahan Presiden terkait efisiensi birokrasi, perlu mengedepankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil, yaitu dengan: menetapkan tujuan /sasaran prioritas dengan jelas (outcomes), mengukur pencapaian tujuan/sasaran (performance indicator), menetapkan target, mengaitkan tujuan dengan program dan kegiatan (program follow result). Tentunya, arahan Presiden tersebut menjadi pemicu dan berdampak bagi sektor pendukung birokrasi, salah satunya dalam konteks kewidyaiswaraan dimana seorang widyaiswara memiliki peran sebagai guru bangsa yang melaksanakan tugas sebagai fasilitator ilmu bagi para aparatur sipil negara. Di era ini, peran widyaiswara tentunya berubah menuju arah yang lebih kompleks.
”Widyaiswara dituntut kreatif dan inovatif. Bisa mengembangkan media pembelajaran, metode pembelajaran yang lebih variatif dan modern. Saat ini, Widyaiswara menghadapi peserta pelatihan generasi milenial adalah bagaimana menciptakan suasana pelatihan yang nyaman, menyenangkan dan bagaimana memastikan bahwa apa yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah. Oleh karena itu, perlu dibuat bahan pendukung pelatihan yang menarik melalui video, animasi, model pembelajaran simulasi, permainan dan interaktif lainnya,” imbuh Adi Suryanto.
Tugas yang tidak mudah tersebut juga disusul dengan tuntutan peran widyaisawa yang mampu adaptif seiring perkembangan zaman, menjadi sosok yang paham akan tren kekinian, serta mampu atraktif dalam pengembangan bahan ajar, menjadi bagian integral dari manajemen, dan memberikan rekomendasi bagi perbaikan manajemen pelatihan.
“Widyaiswara memiliki peran dan tanggung jawab yang besar untuk mengembangkan kompetensi ASN. Untuk itu, Widyaiswara harus mendidik dan melatih ASN dengan pola pembelajaran yang konstruktif sesuai dengan perkembangan jaman. Widyaiswara dituntut mampu menghasilkan berbagai terobosan serta cara baru dalam mengembangkan bahan ajar. Mereka juga harus menghasilkan pemikiran-pemikiran baru tentang pengembangan metode pelatihan.” tutup Adi Suryanto.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara, Dr. Muhammad Aswad, M.Si. dalam laporan pembukaannya menyampaikan bahwa Orasi Ilmiah Widyaiswara merupakan tradisi ilmiah buah dari komitmen antara LAN, Kementerian PAN dan RB, BKN, Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI), dan Perwakilan Pimpinan Lembaga Pelatihan terkait. Hal ini dilakukan demi mewujudkan Forum Orasi Ilmiah sebagai wadah eksistensi para Widyaiswara untuk saling bertukar pikiran, melakukan penelitian, dan menerapkan keilmiahan dalam pelaksanaan tugas.
“Forum Orasi Ilmiah pada kesmpatan kali ini terlaksana selama dua hari, yakni tanggal 7 sampai dengan 8 September 2021. Kesempatan ini merupakan kesempatan langka yang dapat dilaksanakan dengan menerapkan komitmen. Setelah dilakukannya sidang tertutup kepada para widyaiswara dan karya ilmiahnya, di hari kedua ini, akan dilaksanakan pengukuhan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang dituliskan telah layak dan melewati uji keilmiahan. Momen ini juga menjadi titik tombak para Widyaiswara telah dikukuhkan akan menjadi agen perubahan dan pembawa estafet transformasi di lingkungan pengabdiannya,” papar Aswad.
Selain dihadiri oleh Majelis Orasi, kegiatan Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Widyaiswara Ahli Utama diikuti oleh sepuluh widyaiswara yang berasal dari lintas Kementerian/Lembaga/Daerah diantaranya: BPSDMD Provinsi Sulawesi Tengah, Badan Informasi Geospasial, BPSDM Provinsi Sumatera Barat, Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan, Kementerian Perhubungan, BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, BPSDM Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian LHK, dan BPSDMD Provinsi Jawa Barat.