Samarinda – Satu kaki peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) sebenarnya telah diletakkan di Pimpinan Tinggi atau JPT. Dan kelulusan alumni dalam pelatihan ini merupakan salah satu syarat resminya. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara, Mariman Darto saat membuka secara resmi Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan III Tahun 2021 secara virtual pada hari ini, Rabu (7/7).
“Saat ini, Undang-Undang telah menjamin pengembangan kompetensi bagi kita, apapun status kita, baik struktural maupun koordinator atau sub koordinator. Oleh karenanya, semangat kita tidak boleh luntur, baik semangat pengabdian, maupun semangat berinovasi” lanjut Mariman lagi.
Mariman mengatakan bahwa berada dalam jabatan transisi mengharuskan para peserta memiliki tiga syarat untuk menduduki dalam jabatan selanjutnya, sesuai dengan aturan dalam merit system, yaitu sebuah kerangka kebijakan dimana pengembangan pegawai diletakkan pada tiga hal. Pertama, kualifikasi yang merupakan faktor terkait pendidikan atau studi yang diharapkan dapat terus dilanjutkan ke level berikutnya. Kedua, kompetensi yang dituntut untuk dapat memenuhi kompetensi manajerial dan sosio kultural. Terakhir, prestasi kerja, dimana kita dituntut untuk dapat menunjukkan dengan bukti-bukti nyata terkait prestasi yang telah dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pelayan publik.
“Selanjutnya, tentu saja di masa sekarang ini, banyak tantangan yang harus anda hadapi kedepannya. Sebagai seorang pemimpin, kita harus bisa tetap memimpin di tengah krisis. Seperti yang kita ketahui, bahwa Pemerintah pun tidak bisa memastikan kapan pandemi ini akan berakhir. Perubahan yang ada semakin tidak jelas, kebijakan terus berubah, ketidakpastian selalu saja muncul sehingga kita tidak pernah bisa memiliki rencana yang matang” tegas Mariman. “Untuk itu, kita tidak bisa menghadapi semua ini dengan effort yang biasa-biasa saja. Kita harus bisa melakukan kolaborasi, bergotong royong dalam menghadapi segala permasalahan. Tanamkan rasa solidaritas, bahu membahu, sehingga satu persatu persoalan bisa kita selesaikan bersama” lanjutnya lagi.
Tantangan selanjutnya menurut Mariman adalah bagaimana para peserta bisa membangun jejaring kerja yang baik, relasi, hubungan, dan komunikasi yang baik dengan stakeholders internal dan eksternal. Mariman mengatakan bahwa para peserta akan dilatih untuk menjadi seorang pemimpin yang agile atau gesit dan lincah, sehingga dapat menjadikan organisasinya demikian pula. Untuk itu, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan seperti perubahan mindset dari yang semula terlalu kaku dan formal diubah menjadi informal authority, mengubah cara bekerja dengan melahirkan berbagai inovasi, dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan ideal dan efektif.
Di akhir sambutannya, Mariman menyampaikan harapannya kepada seluruh peserta yang berjumlah 40 orang dan berasal dari berbagai daerah seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Tarakan, Bulungan, dan Sanggau ini, agar dapat memanfaatkan pelatihan ini sebagai arena untuk menjadi sosok pemimpin yang handal, dan memiliki kompetensi stratejik. Mariman berpesan agar seluruh peserta dapat menikmati setiap proses dalam pelatihan ini, serta menjaga semangat dalam berinovasi dan menciptakan proyek perubahannya masing-masing. (ler/ler)