Jatinangor – Semua mahfum bahwa saat ini Indonesia bahkan dunia masih dalam suasana menghadapi pandemi wabah covid 19. Ini adalah sebuah peristiwa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan menurut catatan sejarah, ini adalah pandemi yang paling mendunia. Jika melihat sejarah pandemi di dunia. Tentunya sebagai aparatur dan sebagai warga negara, harus terus berupaya dan melakukan ihktiar untuk bisa bertahan dan segera terbebas dari pandemi. Hal tersebut disampaikan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Dr. Adi Suryanto, M.Si. dalam Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II angkatan XI yang diselenggarakan di Puslatbang PKASN LAN di Jatinangor, Senin (7/6).
“Awal terjadinya covid-19, hampir tidak ada yang pernah siap, karena memang kebiasaan birokrasi kita tidak pernah siap menghadapi sesuatu yang datangnya secara tiba-tiba. Sesuatu yang datangnya mendadak dan tiba-tiba, seperti musibah dan yang lainnya hampir tidak pernah bisa kita manage secara normal. Dan memang sesuatu yang datang secara mendadak dan tiba-tiba, tidak bisa kita manage dengan aturan rutin yang sangat biasa. Maka manajemen yang harus dilakukan adalah manajemen krisis. Birokrasi kita harus cepat belajar bagaimana menangani krisis secara baik dan cepat.” Tegasnya.
Adi Suryanto juga menyampaikan manajemen krisis justru sering ditemukan pada budaya masyarakat di Indonesia. Sebagai contoh, jika ada tetangga atau warga masyarakat yang meninggal dunia, maka warga tetangga saling bahu-membahu membantu warga atau keluarga yang meninggal dunia tersebut. Saat itu dilakukan dengan sangat cepat, siapa melakukan apa, sehingga pengurusan orang meninggal dilakukan dengan baik dan cepat.
“Adalah bagaimana strategi memperkuat kapasitas dan kemampuan birokrasi menangani krisis. Birokrasi tidak bisa berpangku tangan, menunggu covid-19 selesai dan pergi, yang entah kapan selesai dan perginya. Mari meningkatkan kapasitas untuk menghadapi krisis. Jauh-jauh hari sebelum wabah covid-19 datang, Lembaga Administrasi Negara sudah mengembangkan sistem e-learning, namun karena sosialisasinya berjalan lambat saat covid-19 datang, LAN pun mengalami kegagapan serupa. Ketika covid 19 datang, LAN dipaksa untuk berubah, dan ternyata bisa. Sehingga dapat dikatakan rumus perubahan adalah ‘bisa karena dipaksa’ tutup Kepala LAN. (Humas)