Jakarta – Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diberikan amanah dalam memimpin organisasi tentu saja memiliki tugas dan fungsi strategis dalam pembangunan nasional, mereka dituntut untuk senantiasa memberikan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat, untuk itu para isteri otomatis menjadi support system bagi para suami untuk bisa memberikan layanan prima bagi masyarakat. Sekuat apapun seorang laki-laki, tetap memerlukan sosok pendamping dan dukungan dalam hidupnya terutama ketika dihadapkan pada kondisi sulit, disinilah peran istri menjadi penyeimbang bagi suami. Hal ini diungkapkan, Ketua Antar Waktu Dharma Wanita Persatuan Lembaga Administrasi Negara (DWP-LAN), Rully Hendriani, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Ladies Program bagi para isteri peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LX, di Graha Makarti Bhakti Nagari, ASN Corporate University, Kamis (3/10).
Ia menambahkan, untuk menjadi penyeimbang bagi suami para pimpinan organisasi, seorang istri dituntut memiliki wawasan pengetahuan yang luas, dapat terus mengembangkan kapasitas kepemimpinan yang kuat serta mampu berkomunikasi dengan baik agar dapat berjalan beriringan dan menjadi teman diskusi yang baik bagi pasangan.
“Sebagai istri seorang pimpinan secara otomatis akan menjadi public figure di instansi tempat suami bertugas dan di kehidupan sosial lainnya, maka perlu kita sadari sebagai istri pejabat akan menjadi panutan dan sorotan publik, maka seorang dituntut untuk menjaga nama baik suami dan citra organisasinya. Maka dalam kesempatan ini pula kami membekali para istri dengan keterampilan berkomunikasi dan beretika di era digital saat ini, harapannya agar mampu meningkatkan citra positif suami sebagai pejabat pemerintahan”, ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala LAN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA dalam sambutannya juga menyampaikan, sebagai istri dari suami yang memiliki jabatan penting dan strategis, tentu istri dituntut dapat berperilaku yang baik, beretika sopan dan santun serta mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi. Ia juga harus membentuk citra diri profesional serta berkolaborasi untuk menunjang keberhasilan suami dalam berorganisasi.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi digital saat ini memberikan pengaruh luar biasa, tidak hanya dirasakan oleh organisasi melainkan juga kehidupan rumah tangga, oleh karena itu, seorang istri dituntut untuk berkontribusi positif dalam memanfaatkan teknologi digital. Dengan kemajuan digital seorang istri dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta keterampilan untuk mendukung peran suami dalam melaksanakan tugas dan fungsi di unit pemerintahan”. Jelasnya.
Muhammad Taufiq juga menambahkan, seiring dengan meningkatnya jabatan suami, istri pun akan mendapatkan tugas tambahan diantaranya memimpin organisasi di tempat suami bekerja, baik dharma wanita maupun bhayangkari, tentu saja hal ini membutuhkan kemampuan istri dalam beradaptasi dan berkomunikasi serta dapat berkolaborasi dengan berbagai kalangan.
Sementara itu perwakilan peserta Ladies Program, Ibu Nunu Mulyadin Malik, berharap, kegiatan ini menjadi sarana untuk meningkatkan wawasan dan kualitas diri sehingga dapat menyeiimbangkan peran kami sebagai seorang istri aparatur negara yang memiliki peran dan fungsi strategis di instansi masing-masing. Program ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman dan keterampilan para istri peserta PKN tingkat I dalam mendukung karir suami sebagai seorang pemimpin agar mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Hadir dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal DWP Pusat, Ibu Dewi Lies Arif Hakim, Ketua Kelas Peserta PKN Tingkat I angkatan LX, Dr. Drs. Mulyadin Malik, M.Si., CIGS. Dalam Ladies Program yang mengangkat Tema meningkatkan citra positif para istri pejabat pemerintahan di era digital ini menghadirkan narasumber diantaranya, Widyaiswara Madya LAN, Sarinah Dewi dan Entrepreneur dan Founder Pexa Training, Luh Komang.