Jakarta – Kondisi birokrasi saat ini masih rentan terhadap praktik-praktik inefisiensi manajemen ASN seperti kesenjangan kompetensi, kinerja dan integritas ASN, praktek merit yang belum merata di setiap instansi serta sinergitas tata kelola ASN yang belum selaras dengan pembangunan nasional. Salah satu indikator permasalahan tersebut terlihat dari potret jabatan kritikal yang sewajarnya di isi oleh para ASN yang memiliki talenta unggul dan agile dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis saat ini. Hal ini diungkapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Dr. Adi Suryanto, M.Si saat memberikan sambutan dalam kegiatan Webinar dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke 66 LAN yang mengangkat tema “Membangun Talenta unggul melalui ASN Merdeka Belajar”, Jumat (4/8).
Menyikapi permasalahan tersebut, Adi Suryanto menyampaikan, “Program “ASN Merdeka Belajar” merupakan salah satu inisiatif LAN sebagai bentuk intervensi teknokratis yang bertujuan untuk membantu membangun talenta PNS yang unggul dalam konteks birokrasi Indonesia dengan memberikan kesempatan kerja dan belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu.
“Inilah kebebasan bagi PNS untuk belajar apa saja, kapan saja, di mana saja, dari sumber apa saja, dengan cara apa saja, guna memenuhi kebutuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemegang jabatan dan mengembangkan karir masing-masing individu”, tegasnya.
Bersama para stakeholders, LAN mendukung transformasi ASN Merdeka Belajar melalui konsep re-management yang mencakup penataan ulang model perencanaan pengembangan kompetensi, pelaksanaan pengembangan kompetensi oleh pegawai sesuai dengan arah target kinerja, serta rekognisi atas pengembangan kompetensi yang sudah dilakukan.
Lebih jauh Adi Suryanto menyampaikan, membangun talenta unggul tentunya perlu didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni, oleh karenanya melalui platform Program ASN Talent Academy yang inklusif dan terintegrasi diharapkan dapat membentuk pemimpin muda masa depan yang mampu berperan sebagai pengungkit keberhasilan ASN Merdeka Belajar dalam meningkatkan pengembangan diri, berjejaring, serta menggali potensi sebagai talenta terbaik.
Senada dengan hal tersebut, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Tatang muttaqin, P.hD. mengatakan, talenta unggul sangat krusial dan prioritasnya diinstruksikan oleh Presiden. Harus diakui kualitas pendidikannya tidak sebaik negara lain. Tantangannya adalah bagaimana pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dan penguatan di perguruan tinggi. “Selama kita memiliki ketangkasan, kapasitas dan kemampuan untuk belajar, kita dapat terus berkontribusi pada organisasi. Bangun komitmen dan perkuat jaringan untuk memperkuat manajemen talenta dalam membangun negeri” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso M.SIE, Ph.D. memaparkan uraian tentang Program Beasiswa LPDP. Proses pembangunan nasional bertumpu pada peran pemangku kepentingan multisektoral, dan LPDP mendukung pembangunan sumber daya manusia melalui beasiswa sesuai amanat Perpres Nomor 111 Tahun 2021. Peran LPDP sangat signifikan dalam meningkatkan jumlah (kuantitas) dan peningkatan kualitas (sumbangan) para ulama. Beasiswa tahun 2023 (Indonesia Bersatu dan Maju 2045) meliputi beasiswa afirmasi, beasiswa target, dan beasiswa umum. LPDP mendorong instansi dan pegawai negeri, khususnya daerah, untuk berkontribusi dalam proses pembangunan nasional melalui peran tugas dan tanggung jawab para sarjana LPDP.
Sejalan dengan itu, Dosen FEB UGM sekaligus alumni peraih beasiswa LPDP, Fitri Amalia, Ph.D. menjelaskan tanggung jawab kritis Penerima Beasiswa dalam membangun Indonesia. Ia memaparkan dampak brain drain dan cara mengatasinya, termasuk manajemen talenta, strategi retensi, peningkatan kerja, dan iklim bisnis. Agar alumni LPDP belajar menjadi ahli di bidangnya dan selanjutnya berkontribusi dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Melalui kegiatan diskusi kolaboratif dan interaktif seperti ini menjadi sarana menciptakan gagasan inovatif manajemen talenta dalam membangun ekosistem birokrasi berkelas dunia. (humas)